Ganjar Pranowo dan Arsjad Rasjid Dinilai Mampu Jawab Tantangan Bonus Demografi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 21 September 2023 | 06:27 WIB
Ganjar Pranowo dan Arsjad Rasjid Dinilai Mampu Jawab Tantangan Bonus Demografi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid. [ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak]

Suara.com - Menghadapi tantangan bonus demografi Indonesia pada 2032, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia tidak produktif. Diperlukan kepemimpinan kuat dan kerja kolektif yang mampu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Akademisi Binus University, Fitria Andayani, M.A, Ph.D menilai Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum KADIN bersama Ganjar Pranowo adalah dua tokoh muda yang dinilai publik mampu mengorkestrasi bonus demografi Indonesia. Ganjar dan Arsjad merupakan perpaduan yang pas, antara Jawa dan Sunda.

Arsjad sendiri memiliki darah Sunda, Jawa Barat. Dia lahir dari seorang Ibu bernama Hj Suniawati yang berasal dari Cimahi dan ayah seorang tentara, H.M.N. Rasjid yang berasal dari Palembang.

Sebagaimana diketahui Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2032, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia tidak produktif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, rasio ketergantungan atau dependency ratio kependudukan Indonesia sebesar 44,67%, atau ad 44-55 orang non-produktif di setiap 100 penduduk.

“Pak Ganjar dan Pak Arsjad, ini tokoh muda yang saling melengkapi. Punya konsep soal sumber daya manusia. Punya jejak reputasi dan kompetensi mumpuni, Pak Ganjar lama di pemerintahan, dan Arsjad di dunia usaha. Visi Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan pemimpin yang mampu mengelola sumber daya yang siap menjadi negara maju,” tutur Fitria ditulis Kamis (21/9/2023).

Menurut Fitria, menyikapi bonus demografi tahun 2032 negara harus menyiapkan sumber daya dengan pengetahuan dan keahlian khusus agar mampu bersaing global dan berkelanjutan.

“Di era 4.0 masyarakat harus mampu berdaya saing tinggi menjawab tantangan global. Jika tidak maka akan terjadi evolusi sosial. Peta jalan Indonesia Emas 2045 harus memiliki tolak ukur, dan target pembangunan yang jelas. Kolaborasi kepeminpinan pemerintah, dunia usaha dan civil society ini diperlukan," tegasnya.

Indonesia diproyeksi menjadi negara dengan tingkat ekonomi berpenghasilan tinggi pada 2038. Indonesia diprediksi menjadi negara maju, negara tangguh, sejehtera dan inklusif berkelanjutan di 2045.

Baca Juga: Terungkap! Putri Hary Tanoe Dipilih Jadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Ganjar

Dengan pertubuhan ekonomi 5,3% pada 2022 Bank Dunia memprediksi pertumbuhan Indonesia bisa mencapai 7% dan Indonesia bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi atau negara maju, pendapatan per kapita harus dimiliki Indonesia sebesar US$ 13.845 ke atas.

"Perlu transformasi secara total, tidak hanya transformasi ekonomi, tapi juga transformasi secara menyeluruh baik transportasi sosial, tata kelola, dan perlu menyiapkan landasan transformasi. Pilar pembangunan Indonesia memerlukan aspek pendukung seperti sumber daya manusia, infrastruktur, digitalisasi, dan regulasi, Tidak boleh bonus demografi justru membawa masalah sosial, gempa pengangguran dan tingkat kriminalitas tinggi" ujarnya.

Akademisi lulusan University of Missouri Amerika Serikat ini juga menjelaskan tantangan ke depan bahwa anak-anak muda memerankan peran strategis pembangunan. Tidak hanya memiliki pengetahuan dan skill, tapi juga menguasai AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.

Menurutnya, AI akan menghasilkan pemimpin masa depan yang bisa memanfaatkan AI dengan bijak dan etis. Juga bisa membentuk pemimpin yang memiliki kemampuan identifikasi masalah dan solusi inovatif dengan mengandalkan kekuatan AI.

“Perlu sinergi lebih kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan dunia akademik (vokasi). Menariknya sejak 2022 Pak Arsjad Rasjid ditunjuk oleh Presiden sebagai bagian dari Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi lewat (Perpres) No.68/2022. Ini langkah strategis meyiapkan sumber daya manusia terutama untuk wirausaha muda dan sosial dalam mengantisipasi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0," tuturnya.

Arsjad Rasyid melalui Kadin Indonesia telah melakukan pelatihan vokasi yang dikembangkan secara luas di berbagai kota, minat masyarakat untuk berwirausaha dapat terdorong. Sementara Ganjar Pranowo selama memimpin Jateng, telah mendirikan berbagai SMK dan Balai Latihan Kerja.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI