Kilang Pertamina Internasional Komitmen Jaga Pasokan BBM dan LPG di Masa Transisi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 15 November 2023 | 09:11 WIB
Kilang Pertamina Internasional Komitmen Jaga Pasokan BBM dan LPG di Masa Transisi
Webinar Refining Sustainability “The Path Toward Energy Transition”.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salis S Aprilian, Founde Digital Energy Asia, mengatakan renewable energy yang berkembang di tahun 70-an, kalau dilihat dari energy demand di Indonesia 2020-2050 porsi minyak memang berkurang, tapi secara kuantitas masih meningkat.

Muncul apa yang dinamakan energy transition menggunakan renewable energy tapi tidak serta merta tidak menggunakan lagi minyak dan batu bara.

“Inilah peran gas dalam transisi, akan sangat signifikan karena dari sisi biaya, waktu, untuk mengembangkan renewable energy tidak mudah dan mahal. Bisa ditopang dengan gas,” kata Salis.

Terkait upaya agar kilang bisa sustain di masa transisi energi, Salis mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, harus diversifikasi produk, lalu digitalisasi sistem, decentralizing policy, dan decarbonization.

“Kalau ingin kilang di Indonesia sustain, paling tidak empat langkah inilah yang harus ditempuh,” kata Salis.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan sebagian besar aktivitas masyarakat masih menggunakan BBM. Maka jika bicara ketahanan energi dibandingkan negara lain, Indonesia berada di lampu kuning. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) sejak 2015 sudah ada impor BBM. Jika tidak ada penambahan kapasitas kilang maka impor akan meningkat.

“Kebutuhan BBM empat juta barel per day. Ini sangat besar sekali. Ini perlu diantisipasi semua pihak,” katanya.

Menurut Komaidi, impor minyak mentah jauh lebih murah dari produk jadi. Kalau Indonesia impor minyak mentah, devisanya lebih sedikit, KPI tetap running, ada produk yang dihasilkan.

KPI juga moving ke produk berbasis lingkungan, dengan berbagai proyek yang dikembangkan. Indikasinya akan menjalankan transisi energi disesuaikan dengan kondisi ekonomi sosial, baik dalam proses maupun produknya. Artinya KPI menghasilkan produk berbasis green.

Baca Juga: Harga BBM Pertamina Non Subsidi Terus Turun, Jadi Berapa?

Komaidi mengatakan segala sesuatu akan dijalankan seimbang sejalan dengan kondisi makro indonesia. Indonesia akan menjalankan transisi energi, tapi tidak sepenuhnya dengan keinginan internasional, ada kearifan lokal yang disesuaikan.

“Di beberapa pilar Pertamina, hampir semuanya melibatkan kilang, di energy efisiensi, flare gas, hampir semua yang akan dikerjakan Pertamina dalam konteks penurunan emisi akan melibatkan kilang,” kata Komaidi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI