"Ini jelas menunjukkan bahwa kabinet Prabowo tidak hanya mengakomodasi partai politik, tetapi juga memperhatikan profesionalisme dan kompetensi," lanjut Hardjuno.
Demikian juga dengan tokoh seperti Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan), dan Erick Thohir (Menteri BUMN), sebagai bukti kehadiran profesional yang kredibel dalam kabinet ini.
Karena itu Hardjuno menepis, kritikan yang menyebutkan kabinet ini hanya mengakomodasi kepentingan politik saja.
“Hal ini tentu tidak berdasar. Kabinet ini mencerminkan keseimbangan antara kepentingan partai, terutama Gerindra, dengan kebutuhan teknokratik yang diisi oleh profesional yang berpengalaman di bidang masing-masing," urainya.
Lebih lanjut, Hardjuno menyarankan agar pengamat politik lebih jeli melihat komposisi kabinet ini dan tidak terburu-buru memberikan penilaian.
“Kita berharap kabinet Prabowo ini mampu bekerja secara optimal dengan dukungan dari berbagai latar belakang, baik dari partai maupun profesional, untuk membawa Indonesia lebih maju,” urainya.
“Kita tunggu saja lah mereka bekerja 100 hari ke depan. Jangan buru-buru menjudge berarti gini gitu. Pak Prabowo adalah presiden kita, mari kita tunggu beliau dan timnya bekerja. Saya sih berharap agenda pemberantasan korupsi jadi prioritas utama. Siapapun menterinya harus punya komitmen kuat akan anti korupsi,” pungkas Hardjuno.