Galbay Pinjaman, Benarkah Bisa Dipenjara?

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 08 Mei 2025 | 07:27 WIB
Galbay Pinjaman, Benarkah Bisa Dipenjara?
Pinjol 2025. [Dok. ChatGPT]

Suara.com - Pinjaman online (pinjol) telah menjadi solusi keuangan instan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kemudahan akses dan proses pencairan yang cepat menjadikannya primadona, terutama di kalangan yang membutuhkan dana mendesak. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersembunyi risiko besar jika peminjam gagal bayar atau yang sering disebut dengan istilah "galbay".

Masalah galbay pinjol menjadi momok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun, muncul pertanyaan, apakah gabay utang pinjol dapat berujung pada hukuman kurungan penjara?

Faktanya, hingga kini, belum ada peraturan perundang-undangan di Indonesia yang secara spesifik mengatur hukuman penjara terkait gagal bayar pinjol. Konsekuensi terberat yang mungkin dihadapi saat ini adalah penyitaan aset dan pembatasan akses untuk meminjam dana dari lembaga keuangan lain, termasuk pinjol dan perbankan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator industri keuangan, termasuk pinjol, juga telah mengeluarkan berbagai peraturan untuk melindungi konsumen. Peraturan OJK (POJK) mengatur batasan maksimal bunga, biaya-biaya lain, serta tata cara penagihan yang etis.

Pinjol legal yang terdaftar dan diawasi oleh OJK wajib mematuhi aturan ini. Jika terjadi gagal bayar, mekanisme penagihan yang diperbolehkan umumnya meliputi peringatan, penagihan melalui telepon atau pesan singkat, hingga restrukturisasi utang atau mediasi.

Namun, penting untuk dipahami bahwa ada pengecualian yang dapat membawa kasus galbay pinjol ke ranah pidana. Jika terbukti adanya unsur penipuan atau penggelapan saat mengajukan pinjaman, misalnya memberikan data palsu dengan sengaja untuk mendapatkan dana, maka peminjam dapat dijerat dengan pasal penipuan atau penggelapan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Ancaman hukumannya bisa berupa pidana penjara.

Meskipun tidak terancam terjerat kurungan penjara, individu yang terjerat utang pinjol akan menghadapi serangkaian permasalahan serius. Oleh karena itu, selain diimbau untuk menggunakan platform pinjol yang terdaftar secara resmi, masyarakat juga sebaiknya meminjam sesuai dengan kemampuan finansial mereka.

Berikut adalah tiga konsekuensi utama yang dapat menimpa mereka yang tidak melunasi utang pinjol di Indonesia:

1. Kesulitan Mendapatkan Pinjaman di Masa Depan

Baca Juga: 10 Cara Ampuh Lawan Pinjol Ilegal Teror Sebar Data Pribadi, Jangan Panik!

Salah satu dampak signifikan dari gagal bayar adalah masuknya nama peminjam ke dalam daftar hitam, yang akan mempersulit pengajuan pinjaman di kemudian hari. Oleh sebab itu, menjaga riwayat kredit tetap baik, dari pinjaman apapun, dengan membayar tepat waktu sangatlah penting.

Informasi mengenai riwayat kredit seseorang dalam layanan keuangan tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Data ini merupakan hasil pertukaran informasi antar bank dan lembaga keuangan.

2. Pembengkakan Utang Akibat Denda dan Bunga

Keterlambatan pembayaran pinjaman akan dikenakan denda. Beban denda yang terus bertambah akan mengakibatkan jumlah utang pokok semakin besar. Selain itu, bunga pinjaman juga akan terus meningkat, sehingga dalam waktu singkat, total utang dapat melonjak secara signifikan dan sulit untuk dilunasi.

Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah mengajukan permohonan keringanan bunga atau perpanjangan jangka waktu pembayaran (tenor). Langkah ini bertujuan untuk meringankan besaran cicilan bulanan agar lebih terjangkau dan memungkinkan pelunasan utang.

3. Penagihan oleh Debt Collector

Perusahaan fintech memiliki prosedur penagihan yang terstruktur bagi para peminjam yang lalai membayar utang. Proses awal penagihan biasanya dilakukan melalui pesan singkat (SMS), surat elektronik (email), dan panggilan telepon.

Namun, jika peminjam tetap tidak melakukan pembayaran, tim penagih (kolektor) dapat mendatangi kediaman peminjam atau menghubungi pihak-pihak terdekat. Tindakan penagihan yang terus-menerus ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari peminjam maupun orang-orang di sekitarnya.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dan selektif dalam memilih platform pinjol. Pastikan pinjol tersebut terdaftar dan memiliki izin resmi dari OJK. Pahami dengan seksama ketentuan perjanjian pinjaman, termasuk besaran bunga, biaya-biaya lain, dan konsekuensi jika terjadi gagal bayar. Jika memang terpaksa mengajukan pinjol, pinjamlah sesuai dengan kemampuan finansial dan rencanakan pembayaran dengan matang.

Kontributor : Rizqi Amalia

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI