Suara.com - Sektor logistik Indonesia tengah berbenah serius. Dalam peluncuran resmi ALFI CONVEX 2025, konferensi dan pameran logistik nasional, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak sungkan menyoroti posisi Indonesia yang masih di peringkat 61 dari 139 negara dalam indeks logistik global.
Ini menjadi tamparan sekaligus motivasi bagi percepatan reformasi di sektor krusial ini, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) hari ini, Rabu (2/7/2025), secara resmi meluncurkan ALFI CONVEX 2025 di Ruang Graha Sawala, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Acara yang akan digelar pada 12–14 November 2025 di Hall 3–3A, ICE BSD, Tangerang Selatan, ini mengusung tema ambisius: "Indonesia in Motion: Transformasi Logistik Menuju Indonesia Emas 2045."
Dalam sambutannya, Menko Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya reformasi struktural dan akselerasi pertumbuhan sektor logistik nasional. Ia menekankan bahwa posisi Indonesia yang masih berada di peringkat "menengah" dalam indeks logistik global (61 dari 139 negara) menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.
“Kita perlu mendorong deregulasi di sektor logistik, karena transformasi logistik merupakan salah satu program prioritas Bapak Presiden Prabowo Subianto. Apalagi, peringkat logistik kita saat ini masih berada di posisi menengah—61 dari 139 negara,” ujar Airlangga, memberikan penekanan pada urgensi deregulasi.
Meskipun demikian, ada secercah harapan. Airlangga mengungkapkan bahwa sektor logistik Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan positif sekitar 20%, dengan kontribusinya terhadap PDB barang meningkat signifikan dari 4,6% di tahun 2020 menjadi 6,6% di tahun 2024. Peningkatan ini, katanya, diharapkan akan terus didorong oleh inisiatif seperti National Logistic Ecosystem yang diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan.
ALFI CONVEX 2025, yang akan digelar di area seluas 10.000 meter persegi, dirancang sebagai forum strategis untuk mempertemukan pemangku kebijakan, pelaku industri, asosiasi, investor, serta peserta pameran dari dalam dan luar negeri. Ketua Umum DPP ALFI, M. Akbar Djohan, menyampaikan bahwa acara ini merupakan kontribusi konkret sektor logistik dalam mendukung transformasi ekonomi nasional.
“Kami percaya sektor logistik merupakan jantung dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045. Kami menghadirkan ALFI CONVEX 2025 sebagai langkah nyata untuk mendorong kemajuan logistik nasional, karena sektor logistik yang efisien dan terintegrasi adalah fondasi utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Akbar Djohan.
Konferensi ini akan menghadirkan lebih dari 150 peserta pameran dan 100 pembicara nasional dan internasional dari kalangan pakar logistik, serta menargetkan 5.000 pengunjung. Topik-topik yang akan dibahas sangat relevan dengan tantangan dan peluang sektor logistik, meliputi efisiensi logistik dan digitalisasi rantai pasok, investasi dan pembiayaan logistik nasional, transisi energi dan keberlanjutan, strategi peningkatan daya saing pelabuhan, serta sinergi sektor logistik dengan e-commerce, perikanan, dan pariwisata.
Baca Juga: Sewa Private Jet untuk Monitoring Distribusi Logistik, Ketua KPU Klaim Ada Penghematan Rp 381 Miliar
ALFI berharap kolaborasi aktif dengan para pemangku kepentingan, termasuk Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, kementerian terkait, asosiasi, serta mitra internasional, akan menjadikan ALFI CONVEX 2025 sebagai etalase transformasi logistik Indonesia.
“Harapan kami, ALFI CONVEX 2025 bukan hanya sekadar pameran, tetapi menjadi ruang kolaborasi untuk membangun kesepahaman strategis lintas sektor—mulai dari maritim, pelabuhan, hingga teknologi dan pengembangan SDM di sektor logistik di Indonesia,” tutup Akbar Djohan, menegaskan ambisi besar dari perhelatan ini.
Dengan dukungan pemerintah dan semangat kolaborasi dari pelaku industri, ALFI CONVEX 2025 diharapkan menjadi titik tolak penting bagi percepatan reformasi logistik nasional, demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing.