Indonesia Terdepan di Asia Pasifik dalam Transisi Energi, Kalahkan Rata-rata Regional

Kamis, 25 September 2025 | 09:48 WIB
Indonesia Terdepan di Asia Pasifik dalam Transisi Energi, Kalahkan Rata-rata Regional
ilustrasi. Indonesia menunjukkan kemajuan luar biasa dalam transisi energi, menempatkan diri sebagai pemimpin di kawasan Asia Pasifik. Foto ist.
Baca 10 detik
  • Sebuah riset dari ABB, Asia Pacific Energy Transition Readiness Index 2025, mengungkap fakta-fakta mengejutkan tentang kecepatan dan optimisme Indonesia dalam mengadopsi energi terbarukan.
  • Riset tersebut menemukan bahwa 40% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi lebih dari separuh kebutuhan energinya dari sumber terbarukan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata regional yang hanya 25%.
  • Perkembangan positif ini juga didukung oleh reformasi regulasi, termasuk RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 2025, yang memberikan landasan hukum yang jelas untuk memperluas kapasitas energi hijau.

Suara.com - Indonesia menunjukkan kemajuan luar biasa dalam transisi energi, menempatkan diri sebagai pemimpin di kawasan Asia Pasifik.

Sebuah riset dari ABB, Asia Pacific Energy Transition Readiness Index 2025, mengungkap fakta-fakta mengejutkan tentang kecepatan dan optimisme Indonesia dalam mengadopsi energi terbarukan.

"Indonesia terus menunjukkan langkah maju dalam perjalanan transisi energinya," ujar Abhinav Harikumar, Vice President divisi Energy Industries ABB dikutip Kamis (25/9/2025).

Riset tersebut menemukan bahwa 40% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi lebih dari separuh kebutuhan energinya dari sumber terbarukan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata regional yang hanya 25%.

Tak hanya itu, optimisme juga membumbung tinggi, dengan 87% pelaku industri di Tanah Air yakin penggunaan energi terbarukan akan melonjak lebih dari 20% dalam lima tahun mendatang.

Laporan ini mencatat, momentum transisi energi di Indonesia didorong oleh dua faktor utama yakni investasi dan teknologi.

Sebanyak 86% perusahaan di Indonesia kini mengalokasikan lebih dari 10% CAPEX (belanja modal) mereka untuk proyek transisi energi. Angka ini jauh di atas rata-rata regional yang berada di 73%. Ini menunjukkan keyakinan bahwa investasi hijau tidak hanya prospektif, tetapi juga memberikan dampak nyata.

Teknologi digital dan AI kini menjadi akselerator utama. Sebanyak 70% responden memandang teknologi sebagai pendorong potensial terbesar, dan 47% pemimpin bisnis di Indonesia melihat AI dan otomatisasi sebagai transformator. Digitalisasi kini menjadi prioritas utama untuk memodernisasi jaringan dan sistem energi.

Perkembangan positif ini juga didukung oleh reformasi regulasi, termasuk RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 2025, yang memberikan landasan hukum yang jelas untuk memperluas kapasitas energi hijau.

Baca Juga: Transaksi Perdagangan Berjangka hingga Juli 2025 Tembus 5,5 Juta Lot

"Kebijakan iklim yang kuat, investasi yang berdampak, serta optimisme terhadap teknologi inovatif seperti AI menjadi faktor penggeraknya." kata Abhinav.

Namun, untuk mencapai potensi penuh, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Riset ini menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Selain itu, pengembangan "talenta hijau" menjadi krusial. Perusahaan di Indonesia kini mulai gencar melibatkan mitra eksternal seperti institusi pemerintah, universitas, dan organisasi untuk mengembangkan keterampilan keberlanjutan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI