-
Laba bersih ARCI melonjak signifikan berkat kenaikan produksi dan penjualan emas.
-
Peningkatan produksi emas didorong perbaikan berkelanjutan dan pengembangan tambang bawah tanah.
-
ARCI ekspansi ke energi hijau dan optimis capai target produksi hingga akhir 2025.
Suara.com - PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) membukukan laba bersih sebesar USD 71 juta hingga Kuartal III-2025, berbalik arah dari kerugian USD 4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan laba tersebut didorong oleh peningkatan produksi dan penjualan emas dari tambang utama perusahaan di Sulawesi Utara.
Hingga akhir September 2025, emiten tambang emas ini mencatatkan total produksi emas sebesar 90 ribu ons (koz), naik 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 73 koz.
"Pencapaian di tahun 2025 ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim selama tiga tahun terakhir dalam melakukan perbaikan berkelanjutan. Ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk terus tumbuh, meningkatkan produksi, serta mengembangkan potensi baru. Salah satunya melalui program underground mining yang sedang kami kembangkan tahun ini ujar Investor Relation ARCI, Fredric dalam keterbukaan informasi, Selasa (4/11/2025).
![Ilustrasi bongkahan emas. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/01/51322-tambang-emas.jpg)
Selain ditopang peningkatan produksi, kinerja ARCI juga terbantu oleh tren kenaikan harga emas dunia sepanjang 2025 yang berada di level menguntungkan, sehingga memberikan dorongan positif terhadap pendapatan dan margin usaha.
ARCI jug memperluas portofolio bisnisnya ke sektor energi hijau. Melalui PT Toka Tindung Geothermal (TTG) perusahaan patungan dengan Ormat Geothermal Indonesia, ARCI ikut mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 Megawatt (MW) di wilayah Toka Tindung, Sulawesi Utara.
Proyek yang telah mengantongi Izin Panas Bumi dan ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) ini mendapat dukungan pembiayaan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) melalui program Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) yang bekerja sama dengan World Bank.
ARCI menilai kolaborasi dengan Ormat dan SMI menjadi katalis penting bagi percepatan eksplorasi dan penguatan infrastruktur energi bersih di Indonesia.
"Sebagaimana kami sampaikan dalam Public Expose, manajemen berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan produksi sebesar 25 persen, meningkatkan gold grade dan gold recovery, serta mengembangkan proyek underground dan fokus pada eksplorasi," katanya.
Baca Juga: Penyebab Laba Bersih MedcoEnergi Turun 69 persen di Kuartal III-2025
"Kami optimistis seluruh target tersebut dapat terealisasi hingga akhir tahun 2025. Terlebih, per Oktober 2025, volume produksi kami telah melampaui 100 koz, atau lebih tinggi dibandingkan total produksi sepanjang tahun 2024," tambah Fredric.