- Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengakui keterlibatan WIKA dalam konsorsium Whoosh membuat perusahaan merugi.
- Hingga September 2025, WIKA mencatat rugi bersih sebesar Rp3,21 triliun, berbanding terbalik dari laba bersih Rp741,43 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
- WIKA adalah salah satu pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium BUMN yang berpartner dengan China dalam proyek Whoosh.
Suara.com - Raksasa konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), tengah menghadapi tekanan finansial yang sangat berat, dan dampaknya diduga kuat berasal dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengakui bahwa keterlibatan WIKA dalam konsorsium Whoosh membuat keuangan perusahaan membukukan kerugian yang membengkak.
Hingga September 2025, WIKA mencatat rugi bersih sebesar Rp3,21 triliun, berbanding terbalik dari laba bersih Rp741,43 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih WIKA pun anjlok menjadi Rp9,09 triliun dari sebelumnya Rp12,54 triliun.
WIKA adalah salah satu pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium BUMN yang berpartner dengan China dalam proyek Whoosh. WIKA memegang porsi kepemilikan saham di PSBI sekitar 32% dengan penyertaan modal mencapai Rp6,1 triliun.
Agung menjelaskan, kerugian yang dialami Whoosh secara otomatis akan memukul laporan keuangan WIKA sebagai investor.
"Tentu kalau memang rugi, kita kan ada porsi Rp6,1 triliun atau kurang lebih 32% dari total pemegang saham, secara otomatis, setiap akhir tahun atau setiap triwulanan, kita akan membuku kerugian. Akan membuku kerugian daripada efek kereta cepat, sehingga seperti kita ketahui, WIKA sejak deliver-nya kereta cepat, ya pasti kita akan mengalami kerugian karena cukup besar," ungkap Agung dalam Public Expose secara virtual, Rabu (12/11/2025).
Selain sebagai investor, WIKA juga merupakan satu-satunya kontraktor lokal yang tergabung dalam konsorsium High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) yang menggarap 25% konstruksi Whoosh.
Agung mengungkapkan bahwa saat ini sedang terjadi dispute (sengketa) yang cukup besar antara WIKA dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait pengerjaan konstruksi. Sengketa ini menambah beban kerugian bagi WIKA.
"Ini sedang berproses dispute ini, antara WIKA dengan KCIC yang cukup besar... polemik di kereta cepat ini kan sekarang ditangani oleh Danantara," jelasnya, merujuk pada Badan Pengelola Investasi yang kini mengawal penyelesaian proyek Whoosh.
Baca Juga: Whoosh: Simbol Kemajuan yang Disusupi Kegagalan Moral
WIKA kini sangat berharap pada langkah penyelamatan yang akan diambil pemerintah. Agung menegaskan bahwa restrukturisasi cepat atas kerugian yang dialami KCIC akan berdampak positif pada keuangan WIKA ke depannya.
"Dampaknya cukup berat buat WIKA setelah kita masuk di kereta cepat," tutup Agung.