- Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat pada awal kuartal IV 2025, ditandai investasi aset tetap turun 1,7 persen Januari-Oktober 2025.
- Kontraksi investasi properti Tiongkok mencapai 14,7 persen hingga Oktober 2025, sementara manufaktur dan utilitas masih menunjukkan kenaikan.
- Penjualan ritel naik 2,9 persen pada Oktober 2025, meskipun terjadi perlambatan konsumsi selama lima bulan berturut-turut sebelumnya.
Suara.com - Pertumbuhan ekonomi China dilaporkan melambat pada awal kuartal IV 2025. Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional China, perlambatan ini terlihat dari investasi aset tetap termasuk real estat yang terkontraksi 1,7 persen selama periode Januari hingga Oktober 2025.
Perlambatan ekonomi itu lebih besar dibanding pada periode Januari-September sebesar 0,5 persen.
Mengutip dari CNBC, Jumat (14/11/2025), pelambatan ekonomi yang dialami China pada awal kuartal IV ini untuk pertama kalinya setelah pandemi covid-19 pada 2020.
![Desa budaya teh Huanglongxian, distrik Jiangning, kota Nanjing provinsi Jiangsu pada Selasa (10/6/2025) [Suara.com/ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/16/14119-desa-china.jpg)
Dilaporkan, investasi aset tetap turun 11,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara rinci investasi properti terus turun, menyusut menjadi 14,7 persen hingga Oktober, dibandingkan dengan kontraksi 13,9 persen sembilan bulan pertama 2025.
Sementara, investasi manufaktur naik 2,7 persen, dan belanja utilitas yang mencakup pasokan listrik, bahan bakar dan air naik 12,5 persen. Kemudian produksi industri meningkat 4,9 persen pada Oktober, melambat 6,5 persen pada bulan sebelumnya, dan gagal memenuhi perkiaraan sebesar 5,5 persen.
Aktivitas manufaktur juga berkontraksi lebih besar dari perkiraan, terperosok lebih dalam pada enam bulan terakhir. Hal itu dipicu libur nasional yang berlangsung pada tanggal 1 sampai dengan 8 Oktober 2025 yang mengakibatkan sebagaian besar pabrik tidak beroperasi.
Lalu, penjualan ritel naik 2,9 persen pada bulan Oktober dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun melampaui proyeksi pertumbuhan 2,8 persen dalam dalam jajak pendapat Reuters, indikator konsumsi turun selama lima bulan berturut-turut ke level terendah tahun ini, menurut data LSEG.
Sedangkan tingkat pengangguran perkotaan berbasis survei turun menjadi 5,1 persen bulan lalu dari 5,2 persen pada bulan September.
Presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, menilai Penurunan tajam dalam investasi aset tetap sebagian besar disebabkan oleh kurangnya investasi di sektor properti dan infrastruktur.
Baca Juga: Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong