Presiden Brasil Dituding Politisasi Piala Dunia

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 17 Juni 2014 | 15:56 WIB
Presiden Brasil Dituding Politisasi Piala Dunia
Presiden Brasil Dilma Rousseff. (Reuters/Ueslei Marcelino)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Piala Dunia biasanya membuat warga dari negara yang menjadi tuan rumah bersatu. Namun, tidak demikian dengan warga Brasil. Hingga beberapa jam sebelum ajang sepak bola terbesar itu dimulai, masih ada warga yang melakukan unjuk rasa. Mereka mengkritik penggunaan dana dalam jumlah besar untuk membangun stadion.

Mereka juga mempertanyakan kenapa harus 12 kota yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014? Empat tahun lalu, hanya ada 10 kota yang dipilih untuk menyelenggarakan Piala Dunia di Afrika Selatan. Pada 2006, memang ada 12 kota yang dipilih tetapi sebagian besar tidak perlu membangun stadion baru.

Salah satu teori kenapa ada 12 kota yang dipilih untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia adalah politis. Presiden Brasil Dilma Rousseff akan menghadapi pemilihan umum pada Oktober nanti. Dia diduga mempolitisasi Piala Dunia agar bisa kembali terpilih sebagai Presiden.

Caranya? Rousseff menunjuk kota yang berasal dari wilayah utara untuk menjadi penyelenggara. Dengan demikian, dia bisa meraup dukungan dari warga kota tersebut dalam pemilu nanti. Namun, Rousseff sudah membantah tudingan tersebut.

“Kami melakukan ini di atas segalanya yaitu demi warga Brasil,” katanya.

Namun, mayoritas warga Brasil tidak percaya dengan bantahan Rousseff tersebut. Mereka juga tidak yakin uang sebesar 8,1 miliar euro yang dikeluarkan untuk membangun stadion bisa memberikan keuntungan ekonomi kepada warga setempat.

Dukungan kepada Rousseff anjlok menjadi 34 persen. Namun, rival Rousseff juga tidak lebih baik dan hanya meraih 30 persen dukungan. Karena itu, warga Brasil sepertinya tidak punya banyak pilihan dalam pemilu nanti. Salah satu hasil jajak pendapat mengungkapkan, 72 persen responden tidak percaya dengan cara Rousseff menjalankan pemerintahan sebagai Presiden.

Apabila Brasil bisa menjadi juara, bukan tidak mungkin popularitas Rousseff akan meningkat dan bisa menang dalam pemilu nanti. Inilah yang membuat warga Brasil terbelah. Di satu sisi, mereka ingim Tim Samba bisa juara dan di sisi lain tidak ingin Rousseff memanfaatkan hak itu untuk menang dalam pemilu. (Goal)

REKOMENDASI

TERKINI