"Tapi, kenyataannya beda. Pada malam harinya ia berjanji, dan pada pagi harinya sudah khianati, di mana keesokan harinya yakni pada tanggal 12 April 2018 Gonzales tidak mengikuti latihan, bahkan berturut-turut hingga tanggal 14 April 2018," katanya.
Belakangan, yakni pada tanggal 14 April 2018, Gonzales berada di acara peluncuran klub sepak bola PSS Sleman, dengan dalih sebagai bintang tamu.
"Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat tidak benar dan tidak masuk akal apa yang dinyatakan Gonzales bahwa pihaknya tidak mengetahui kalau ada latihan, sebagaimana dinyatakan dalam surat jawabnya tertanggal 18 Mei 2018 kemarin itu," ujar Kurniadi, menjelaskan.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya masih memberi kesempatan kepada Gonzales untuk memenuhi tuntutan Madura United dengan suka rela.
"Kami tunggu hingga 3 hari depan," kata Kurniadi.
Bilamana Gonzales tidak melaksanakannya dalam batas waktu tersebut, Kurniadi menyatakan, pihaknya terpaksa akan menyeret Gonzales dalam proses hukum, serta membayar ganti rugi.
Selain itu, manajemen Madura United FC akan melaporkan tindakannya itu ke Federasi untuk diproses dalam pelanggaran disiplin, dengan ancaman sanksi, pertama, berupa skorsing, yakni yang bersangkutan akan dihukum tidak boleh bermain bola pada semua kegiatan pertandingan dimanapun, dan pada semua tingkat dan jenis pertandingan dalam batas waktu tertentu.
Kedua, sanksi denda, yakni kewajiban membayar sejumlah uang dengan besaran tertentu.
"Kesemuanya sanksi-sanksi ini, baik sanksi 1 dan 2, nantinya akan diperhitungkan oleh pemeriksa perkara sesuai dengan bobot kesalahan Gonzales," katanya, menjelaskan.
Baca Juga: Persib Bandung Dipaksa Menyerah 10 Pemain Bhayangkara FC di GBLA
Kasus antara manajemen Madura United dengan mantan pemain Arema FC berawal, saat manajemen Gonzales melaporkan dugaan perbuatan tidak menyenangkan kepada Mabes Polri, gara-gara manajemen Madura merilis tentang sikap tidak profesional Gonzales di klub sepak bola.