Tak ketinggalan, musim lalu Man City juga mencatatkan rekor kemenangan tandang terbanyak dalam satu musim. David Silva dan kolega mampu meraih 16 kemenangan di kandang lawan, lagi-lagi mengungguli rekor Chelsea pada musim 2004/2005 dengan 15 kemenangan tandang.

Well, Man City juga mencetak rekor Premier League, terkait juara dengan selisih poin terbanyak dari rival terdekat. Dengan keunggulan 19 poin dari Man United musim lalu, Man City mematahkan rekor The Red Devils saat menjadi jawara Liga Inggris 2000/2001, yang mana saat itu sang tetangga unggul 18 poin dari pesaing terdekat mereka di klasemen akhir.
Dan yang terakhir, Man City 2017/2018 juga mencetak rekor selisih gol terbesar dalam satu musim Liga Inggris, yakni surplus 79 gol, sebagaimana The Citizens menyarangkan 106 gol dan merupakan tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Inggris musim lalu dengan 26 gol.
Sebagai catatan tambahan, Liga Inggris musim 2017/2018 juga menjadi penanda runtuhnya kedigdayaan Chelsea. Keluar sebagai kampiun semusim sebelumnya, The Blues hanya bisa finis kelima musim lalu.

Gagal finis di top four pada klasemen akhir, Chelsea pun harus puas hanya tampil di Liga Europa musim ini. Raihan minor tersebut membuat Antonio Conte harus kehilangan jabatannya sebagai pelatih kepala klub London Barat tersebut.
Sementara untuk trofi Sepatu Emas sebagai penghargaan top skor Liga Inggris 2017/2018, winger Liverpool Mohamed Salah berhasil menyabetnya. Menjalani musim pertamanya bersama Liverpool usai digaet dari AS Roma pada musim panas 2017, Salah total membukukan total 32 gol.
Salah pun sukses mematahkan dominasi bomber Tottenham, Harry Kane yang keluar sebagai top skor dalam dua musim sebelumnya.

Tak hanya itu, megabintang Timnas Mesir berjuluk ‘Firaun Anfield’ itu juga mampu menggelontorkan total 44 gol untuk Liverpool di semua kompetisi pada musim 2017/2018!
Wenger Resign, London Kedatangan Dua Pelatih Top
Baca Juga: Ulah Mohamed Salah saat Lawan Arsenal Bikin Jurgen Klopp Hampir Menangis
2018 sendiri menjadi tahun perpisahan Arsenal dengan Arsene Wenger, sosok manajer yang telah setia membesut mereka sejak 1996. Wenger mundur dari jabatannya pada penghujung musim 2017/2018, mengakhiri 22 tahun rezimnya membesut klub London Utara tersebut.

Secara total, manajer asal Prancis berjuluk The Professor tersebut telah memimpin Arsenal pada 1.235 pertandingan, dengan torehan 707 kemenangan, 208 hasil seri, dan 248 kekalahan di semua kompetisi, dengan presentasi kemenangan 57,2 persen.
Kehilangan sang sosok ikonik, manajemen Arsenal pun menunjuk Unai Emery sebagai pelatih anyar pada musim panas 2018. Hattrick gelar Liga Europa bersama Sevilla dan segudang pencapaian domestik bersama Paris Saint-Germain membuat board Arsenal tertarik untuk memakai jasa eks pelatih Valencia tersebut di Emirates Stadium.
Masih bicara soal klub asal London, Chelsea juga mengalami pergantian manajerial pada musim panas 2018. Antonio Conte dipecat lantaran menukiknya performa Chelsea di musim lalu, usai sukses menjuarai Liga Inggris pada musim 2016/2017.
Sebagai suksesor, The Blues pun menunjuk Italiano lainnya, Maurizio Sarri sebagai pelatih kepala. Sukses menyuguhkan stabilitas dan permainan atraktif ‘Sarri-ball’ bersama Napoli dalam tiga musim belakangan, menjadi alasan Chelsea memilih pelatih berusia 59 tahun itu sebagai juru taktik anyar mereka.
Coutinho Gegerkan Bursa Transfer, Rekor Pogba Belum Terpecahkan