"Saya jadinya tidak menonton pertandingan karena harus mengurus paspor saya yang hilang. Karena pesawat saya hari Rabu besoknya, jadi saya menghabiskan waktu di KBRI untuk mengurus paspor yang hilang," terang Fuad.
"Rabu (pagi) saya masih belum pulang, saya diminta untuk membuat 'Spesial Pass' di imigrasi Kuala Lumpur sampai sore. Setelah selesai, saya beranjak ke bandara dengan pesawat malam," jelasnya.
Dalam pembicaraannya, disebut Fuad mengalami memar setelah dikeroyok. "Ya, luka memar dan berdarah di sana-sini. Saya juga kehilangan beberapa barang seperti paspor, hp, dan dompet," celoteh Fuad.
Pada penghujung telepon, Menpora pun berjanji akan mengusut tuntas kasus ini sampai selesai. Ia tidak ingin kejadian ini terulang ke kembali di masa yang akan datang.
"Kami akan proses terus masalah ini. Kami sudah kirim surat kepada mereka (Malaysia) untuk diusut tuntas, semua informasi tolong sampaikan kepada Pak Sesmenpora (Gatot S Dewa Broto). Kami akan buat laporan," papar Menpora Zainudin Amali.
"Kalau ada teman-teman yang lain informasi yang mereka dapati seperti mas Fuad dan Yovan, tolong kabari. Ini supaya tidak terulang lagi, mereka tidak boleh meremehkan lagi," tegas politisi Partai Golkar itu.