Tampil cemerlang pun bukan jaminan si pemain diturunkan lagi sebagai starter pada laga berikutnya. Dan ini membuat tim-tim Liga Inggris tidak konsisten, kecuali bisa dibilang Manchester City yang kini kukuh di pucuk klasemen kompetisi musim 2020/2021.
Rotasi hanya salah satu cara, karena yang paling dibutuhkan adalah menaksir kebugaran para pemain. Dan itu ternyata membutuhkan bantuan teknologi masa kini, tepatnya artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.
Cerita dari Liga Spanyol berikut ini adalah salah satu kisah bagaimana klub sepakbola mengeksploitasi AI, guna menciptakan tim siap bertanding setiap waktu dengan kekuatan penuh karena pemain-pemain selalu bugar.
Sejak awal musim 2017/2018, Getafe menggandeng perusahaan AI yang berbasis di California, Zone7, yang mampu menyediakan data relatif akurat dalam memprediksi pemain yang berisiko cedera.
Getafe, dan kemudian klub raksasa Skotlandia Rangers serta dua klub MLS Real Salt Lake dan Toronto FC, reguler mengirimkan data latihan dan pertandingan pemain kepada Zone7, yang lalu menganalisisnya dengan menggunakan algoritmanya.
Perusahaan ini akan mengirimkan email setiap hari kepada klub-klub itu mengenai pemain-pemain yang harus diawasi yang dimasukkan ke 'zona berbahaya'.
Hasilnya, antara awal musim 2017/2018 sampai Maret 2020 sebelum Liga Spanyol diinterupsi pandemi COVID-19, Getafe berhasil menekan jumlah pemain yang cedera.
"Tiga musim lalu selama tahun pertama bersama Zone7, kami mengalami pengurangan volume cedera sampai 40 persen," klaim Javier Vidal, Kepala Performa Getafe.
"Mengingat mesin Zone7 semakin andal dan kami bisa mengakses data lebih banyak lagi pada tahun kedua, kami pun mengalami pengurangan sampai 60 persen volume cedera."
Baca Juga: Mason Mount Puji Habis Strategi False Nine Tuchel di Chelsea
"Itu artinya setiap tiga cedera yang kami alami dua musim lalu, kami kini hanya mengalami satu cedera," tutur Vidal seperti dikutip ESPN.
Landasan Pengambilan Keputusan
Jordi Cruyff, mantan gelandang Barcelona dan Manchester United yang juga putra legenda sepakbola Belanda Johan Cruyff, juga pernah menggunakan Zone7 sewaktu menjadi direktur olahraga klub Israel, Maccabi Tel Aviv pada 2017.
Awalnya keputusan Cruyff ditolak mentah-mentah oleh pelatih Maccabi saat itu. Namun, sang pelatih tak menolak mengirimkan data pemain kepada klub. Dan klub kemudian menyerahkannya kepada Zone7.
"Saya akan menerima email sebelum berlatih setiap hari mengenai pemain yang berisiko cedera dan memprediksi dengan tepat 5-7 pemain cedera," kata Cruyff.
Dia kaget oleh ketepatan prediksi tersebut. Sejak itu, klub Israel itu pun membiarkan intervensi AI dalam menaksir pemain yang berisiko cedera sehingga bisa meminimalkan pemain yang cedera.