Suara.com - Dunia sepak bola Tanah Air tengah berduka seiring kabar berpulangnya mantan pelatih tim nasional Indonesia asal Slovenia, Ivan Toplak.
Kabar berpulangnya Ivan Toplak beredar luas setelah media setempat, Dnevnik, memberitakan dirinya meninggal dunia pada usia 90 tahun di Maribor pada Senin (26/7/21) waktu setempat.
Kabar ini tak ayal memberi duka mendalam bagi setiap elemen sepak bola Indonesia, terutama bagi PSSI dan juga beberapa pelaku di lapangan Tanah Air.
Lewat akun Twitter, PSSI mengabarkan berpulangnya Ivan Toplak sembari melayangkan doa untuk mantan pelatih tim nasional Indonesia tersebut.
Mantan penggawa tim nasional Indonesia, Imran Nahumarury pun juga tak kelewatan melayangkan belasungkawa atas kepergian Ivan Toplak.
Ivan toplak pernah menjalani karier di sepak bola sebagai pemain dan juga menjadi pelatih. Semasa bermain, mendiang pernah membela tim-tim besar seperti Red Star Belgrade, Olimpija Ljubljana, dan Branik Maribor.
Setelah pensiun, Ivan Toplak juga pernah melatih beberapa klub seperti Red Star Belgrade dan California Clippers. Selain itu, mendiang juga melatih tim nasional Yugoslavia di berbagai kelompok umur hingga senior.
Di tanah kelahirannya tersebut, Ivan Toplak terbilang berprestasi di mana mendiang mampu membawa Yugoslavia menembus semifinal Euro U-21 di tahun 1980 dan mempersembahkan perunggu di Olimpiade 1984.
Pasca melatih Yugoslavia, Ivan Toplak berlabuh ke Indonesia pada 1991. Sayang, kebersamaannya dengan skuat Garuda tak bertahan lama karena mendiang dicap gagal bersama timnas Indonesia.
Baca Juga: Ketika Timnas Indonesia Tampil Memukau di Olimpiade Melbourne 1956
Lantas, bagaimana bisa pelatih top sekelas Ivan Toplak gagal bersama tim nasional Indonesia?
Penyebab Kegagalan Ivan Toplak di Tanah Air
Ivan Toplak tercatat menukangi tim nasional Indonesia sejak 1991. Ia datang dengan bayaran terbilang cukup besar. Konon, bayarannya mencapai angka Rp300 juta.
Bayaran tersebut cukup mahal untuk tahun 1991 saat kurs rupiah masih sangat bersaing. Jelas dengan bayaran semahal itu, Ivan Toplak dibebani ekspektasi besar.
Kebetulan saat Ivan Toplak datang, Indonesia baru saja meraih medali emas SEA Games 1991 bersama pelatih asal Uni Soviet, Anatoli Polosin.
Prestasi yang didapat pendahulunya tersebut membuat beban di pundak Ivan Toplak kian terasa berat. Target pun dipatok untuknya yakni membawa Indonesia tampil di Piala Asia 1992 serta meraih medali emas di SEA Games 1993.