Pengkhianatan dan Persahabatan, Kisah di Balik Berlabuhnya Lionel Messi ke PSG

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 00:35 WIB
Pengkhianatan dan Persahabatan, Kisah di Balik Berlabuhnya Lionel Messi ke PSG
Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi memperkenalkan Lionel Messi sebagai pemain baru klub papan Ligue 1 tersebut di Parc des Princes, Rabu (11/8/2021). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia juga mengungkapkan gaji untuk Messi membuat anggaran gaji klub ini mencapai 110 persen dari pendapatannya; tanpa Messi menjadi 95 persen.

Padahal La Liga memiliki aturan porsi upah terhadap pendapatan harus 70 persen. Artinya, sekalipun Messi tak digaji, Barca tetap tak akan bisa memenuhi syarat minimun belanja pemain 70 persen itu.

Gestur Presiden Barcelona Joan Laporta di acara konferensi pers kepergian Messi yang digelar di Camp Nou, Minggu (10/8/2021). [AFP]
Gestur Presiden Barcelona Joan Laporta di acara konferensi pers kepergian Messi yang digelar di Camp Nou, Minggu (10/8/2021). [AFP]

Kambinghitamkan Direksi Sebelumnya

Ironisnya meski sudah tahu soal ini sejak lama, Laporta malah membeli Eric Garcia, Segio Aguero, Emerson dan Memphis Depay.

Dia mengambinghitamkan "kapal karam" ini kepada direksi sebelumnya, tetapi tindakannya tak mencerminkan Barcelona tengah menghadapi krisis hebat oleh mismanajemen bos sebelumnya, Josep Maria Bartomeu.

Sebenarnya ada jalan keluar bagi Laporta.

Pertengahan Juli, dia bertemu dengan Presiden La Liga Javier Tebas yang membeberkan rencana menjual 10 persen bisnis komersial La Liga kepada pengelola dana CVC Capital Partners.

Penjualan senilai 2,7 miliar euro (Rp45,6 triliun) itu bakal menguntungkan semua klub Spanyol. Dan yang terpenting, membuat Barca bisa mengontrak Messi.

Direksi Barca pun menjadi optimistis, tetapi Rabu pekan lalu Laporta berubah pendirian.

Baca Juga: Mulai Berlatih Bersama PSG, Lionel Messi: Saya Ingin Segera Bermain

CEO Barcelona Ferran Reverter meyakinkan dia bahwa kesepakatan Tebas itu merugikan kepentingan jangka panjang Barca karena CVC Capital Partners menjadi menguasai 10 persen pendapatan liga (termasuk hak siar) selama 50 tahun ke depan.

Setelah Real Madrid mengkritik kesepakatan CVC, Barca mengikuti Madrid. Laporta pun balik arah, tak lagi mengejar Messi. Saat bersamaan Madrid menuntut LaLiga dan CVC. Keesokan harinya Federasi Sepak Bola Spanyol menyebut akuisisi 10 persen itu "ilegal."

Laporta dan presiden Madrid Florentino Perez sendiri berseteru lama dengan Tebas dan La Liga menyangkut Liga Super Eropa. Perez khawatir kesepakatan CVC bakal membunuh ide Liga Super Eropa, padahal kesepakatan CVC itu tak mengungkit Liga Super Eropa.

Rabu pekan lalu Messi kembali ke Barcelona dari liburan, dengan tujuan menandatangani kontrak baru di Barca.

Namun, Laporta sudah memutuskan secara finansial "mustahil" mengontrak Messi.

Dalam konferensi pers Jumat, Laporta menyatakan tak mau membahayakan masa depan Barca dengan menandatangani kesepakatan CVC, sekalipun harus kehilangan Messi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI