Roman Abramovich lahir di Saratov, Uni Soviet pada tanggal 24 Oktober 1966. Sejak kecil, hidupnya bisa dikatakan berat karena kehilangan sang ibu di usia 1 tahun dan ayah di usia 3 tahun karena meninggal dunia.
Kepergian ibu dan ayah membuat Abramovich diasuh oleh sang paman di Kota Ukhta. Layaknya kisah orang sukses lainnya, ia pun bekerja sejak kecil.
Abramovich diketahui pernah menjual ban bekas di apartemennya. Bahkan, karena hidup di negara yang identik dengan peperangan di masa itu, ia harus menjalani wajib militer di masa muda.
Setelah mengikuti wajib militer, Abramovich berkuliah sembari berbisnis. Di bidang akademik, ia mampu meraih gelar dari Akademi Hukum Negeri Moskow.

Pada era 1980 an, Rusia menerapkan kebijakan reformasi bisnis di mana hal tersebut membuka jalan bagi Abramovich untuk menjadi salah satu orang terkaya di dunia saat ini.
Dengan uang simpanannya, Abramovich mendirikan perusahaan mainan dan menjual di apartemennya. Meski mendapat untung kecil, namun pelajaran berharga baginya adalah pengalaman.
Pasca runtuhnya komunis di Rusia, Abramovich kian menjadi-jadi di bidang bisnis. Ia membeli perusahaan-perusahaan kecil yang kemudian ia jual dengan harga tinggi.
Hingga pada tahun 1995, Abramovich bertemu Boris Berezovsky dan sepakat bermitra untuk mengakuisisi perusahaan minyak bernama Sibneft dengan nilai 100 juta dolar.
Nilai terbilang besar itu nyatanya merupakan nilai kecil. Sebab, Sibneft diketahui memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari apa yang ditawarkan Abramovich dan Boris.
Baca Juga: Caroline Lijnen, Mantan Kevin De Bruyne yang Ngaku Pernah 'Ditiduri' Thibaut Courtois
Pada tahun 2000, Boris meninggalkan Rusia karena kasus penipuan dan menjual sahamnya ke Abramovich. Dari sanalah pundi-pundi kekayaannya melonjak drastis.