Suara.com - Mengenal asal usul Milanello, maskot fenomenal milik AC Milan yang dibuat oleh perusahaan hiburan besar, Warner Bros.
Sama seperti olahraga lainnya, klub-klub sepak bola juga memiliki maskot sebagai identitas mereka.
Selain itu, kehadiran maskot juga dianggap memiliki fungsi sebagai brand atau alat pemasaran saat berada di stadion.
Kekinian, maskot menjadi barang wajib di dunia sepak bola. Hampir seluruh klub dari luar negeri dan dalam negeri memiliki maskot tersendiri.
Di Indonesia saja, setiap klub Liga 1 hampir semuanya memiliki maskot. Ada Falcao dari PSS Sleman, Mad Rudji dari Madura United, dan Bang J dari Persija Jakarta.
![Maskot AC Milan, Milanello. [Instagram/@emilioalemani788]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/10/87987-maskot-ac-milan-milanello.jpg)
Di klub luar negeri ada pula maskot-maskot tenar seperti Fred the Red dari Manchester United, Stamford the Lion dari Chelsea, dan Milanello darI AC Milan.
Nama maskot terakhir menjadi buah bibir. Selain karena kerap hadir di stadion, Milanello juga memiliki latar belakang yang terbilang unik.
Milanello hadir setelah AC Milan bekerjasama dengan perusahaan hiburan terkemuka bernama Warner Bros.
Bagaimana kisah lahirnya Milanello yang merupakan maskot AC Milan tersebut?
Baca Juga: Hasil Bola Tadi Malam: Man United Dibantai Man City, Milan Bungkam Napoli
Milanello, Maskot Penghuni San Siro
Bagi pendukung AC Milan baik di San Siro maupun layar kaca, tentu tak asing dengan sosok maskot Milanello yang ada di stadion.
Milanello sendiri lahir dan diperkenalkan ke public pada 16 Februari 2006. Sejak saat itu, dirinya hadir di setiap pertandingan kandang AC Milan.
Maskot ini lahir dari kerjasama AC Milan dengan Warner Bros, di mana bentuk maskot ini terinspirasi dari poster dan memorabilia Rossoneri.
Sedangkan nama Milanello dipilih karena pengucapannya yang mudah dibaca seluruh penduduk di berbagai belahan dunia.
Jika dilihat, Milanello memiliki bentuk seperti iblis dengan wajah tengil dan senyuman yang imut serta ekor dengan bentuk ‘Love’ atau cinta. Ternyata, bentuk itu memiliki filosofi tersendiri.