Suara.com - Berikut deretan fakta menarik Piala Dunia 2022 Qatar yang membuat edisi kali ini diklaim sebagai yang terbaik sepanjang sejarah.
Dalam waktu kurang lebih 30 hari lagi, penikmat sepak bola dunia akan disuguhkan dengan ajang bergengsi bertajuk Piala Dunia 2022.
Piala Dunia edisi 2022 ini sendiri akan digelar di Asia untuk kedua kalinya setelah menggelar ajang ini 20 tahun silam di Jepang-Korea Selatan.
Adapun untuk edisi 2022 ini, FIFA telah menunjuk Qatar sebagai tuan rumah penyelenggaraan usai memenangi voting yang digelar pada 2010 silam.
Terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah pun membuat Piala Dunia 2022 terkesan unik, karena terdapat beberapa perubahan yang harus disesuaikan dengan kondisi tuan rumah.
Di sisi lain, terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah juga menghadirkan sederet kontroversi yang kerap menjadi perdebatan di kalangan penikmat sepak bola.
![Logo Piala Dunia 2022 Qatar. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/10/11422-logo-piala-dunia-2022-qatar-2.jpg)
Terlepas dari kontroversi yang ada, terdapat beberapa fakta menarik mengenai Piala Dunia 2022 Qatar yang bisa saja membuat ajang empat tahunan ini sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Apa saja deretan fakta itu? Berikut rangkumannya.
1. Digelar di Musim Dingin
Baca Juga: 5 Negara dengan Ranking FIFA Terendah di Piala Dunia 2022
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Dunia akan digelar di musim dingin. Hal ini terjadi pada Piala Dunia 2022 Qatar.
Biasanya, Piala Dunia sendiri digelar di musim panas atau saat kompetisi berakhir. Namun, di edisi 2022 ini ajang ini digelar di tengah-tengah kompetisi.
Dipilihnya musim dingin sebagai waktu penyelenggaraan tak lepas dari cuaca yang dimiliki Qatar yang dikenal panas dan bisa saja membuat pemain kesulitan untuk bermain.
2. Digelar di Timur Tengah
Setelah FIFA membuat gebrakan dengan menggelar Piala Dunia pertama kalinya di Afrika pada 2010, induk sepak bola dunia itu juga untuk pertama kalinya menunjuk Timur Tengah sebagai tuan rumah.
Sebelumnya, Timur Tengah tak pernah dilirik karena iklim yang dimiliki tak cocok dengan penyelenggaraan Piala Dunia yang kerap digelar di akhir musim atau musim panas.