FIFA Batalkan Drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, Ini 3 Sanksi Berat yang Bisa Diterima Indonesia

Rully Fauzi
FIFA Batalkan Drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, Ini 3 Sanksi Berat yang Bisa Diterima Indonesia
Logo FIFA. [Michael Buholzer / AFP]

Drawing alias pengundian fase grup Piala Dunia U-20 2023 tadinya dijadwalkan berlangsung di Bali pada 31 Maret nanti.

Suara.com - FIFA resmi membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 Indonesia yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung di Bali pada 31 Maret mendatang.

Undian atau drawing Piala Dunia U-20 rencananya digelar pada Jumat (31/3/2023) mendatang di Bali resmi dibatalkan. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (26/3/2023).

"Mereka (FIFA) telah memutuskan membatalkan drawing Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Bali yang rencananya dilakukan pada 31 Maret 2023," ungkap Arya.

Logo Piala Dunia U-20 2023. [doc. FIFA]
Logo Piala Dunia U-20 2023. [doc. FIFA]

Arya memperkirakan pembatalan ini salah satunya disebabkan karena penolakan Gubernur Bali, Wayan Koster untuk menyelenggarakan drawing di Bali, dengan kehadiran Timnas Israel U-20 yang memang jadi salah satu dari 24 tim peserta turnamen Piala Dunia U-20 2023 Indonesia.

Baca Juga: Media Vietnam Heran PSSI Tak Kasih Hukuman ke Pemain Timnas Indonesia Ribut dengan Thailand di Final SEA Games 2023

Arya menilai hal ini sangat kontradiktif mengingat Koster juga sudah menandatangani Government Guarante untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan pelaksanaan Piala Dunia U-20, termasuk di dalamnya drawing ini.

"Pihak FIFA belum memberikan informasi mengenai waktu dan lokasi penyelenggaraan drawing Piala Dunia-20," ucap Arya.

PSSI, lanjut Arya, mengerti sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, ucap Arya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri dan kepada Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.

Arya sendiri menyebut kelanjutan penyelenggaraan Piala Dunia U-20, termasuk inspeksi teknis lapangan-lapangan di Indonesia tetap dilakukan oleh FIFA.

Namun, ia juga tidak menutup adanya sanksi berat yang akan dijatuhkan FIFA untuk Indonesia.

Baca Juga: Shin Tae-yong Mau Cabut? 4 Pelatih Ini Dianggap Cocok Jadi Nakhoda Baru Timnas Indonesia

"Kami tidak menutup kemungkinan adanya konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima oleh Indonesia dan PSSI akibat adanya permasalahan yang terjadi sehubungan dengan proses penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia," kata Arya.

Berikut potensi tiga sanksi berat yang bisa diterima Indonesia dari induk sepak bola dunia atau FIFA:

1. Status Tuan Rumah Dicopot

Dengan hadirnya penolakan terhadap Israel ini, ada potensi FIFA akan mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Pasalnya, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional atau IFAB telah memastikan bahwa tuan rumah di event-event sepak bola di bawah naungan FIFA tak boleh membawa urusan politik.

Dengan penolakan ini, FIFA pun bisa saja mengalihkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang dimiliki Indonesia ke negara peserta lainnya.

2. Indonesia Tak Bisa Jadi Tuan Rumah Event FIFA

Jika Israel benar-benar tak bisa tampil di Piala Dunia U-20 2023, maka Indonesia bisa saja mendapat getah tak akan lagi bisa menjadi tuan rumah ajang-ajang yang digelar FIFA.

Sebab, FIFA akan menjadikan polemik ini sebagai acuan sebelum menunjuk sebuah negara menjadi tuan rumah event-event internasional.

Dengan adanya penolakan ini, Indonesia pun terancam tak bisa menggelar ajang-ajang bergengsi dari FIFA, termasuk Piala Dunia.

3. Indonesia Di-banned oleh FIFA

Sanksi paling berat yang akan dirasakan Indonesia jika menolak Israel di Piala Dunia U-20 2023 adalah pembekuan atau banned dari FIFA.

Dengan pembekuan atau banned dari FIFA itu, sepak bola Indonesia pun tak akan bergeliat dan Timnas Indonesia maupun klub-klub di dalamnya tak bisa bermain di kompetisi resmi.

Sanksi ini pun akan merembet ke berbagai elemen, seperti klub, pemain, pelatih, dan wasit yang akan kehilangan pekerjaan di lapangan hijau.

[Felix Indra Jaya]