"Mereka juga bermain sebanyak 20 hingga 22 pertandingan. Itu merupakan level yang berbeda buat kami," imbuhnya.
Dibandingkan dengan skuad asuhannya, Michael menyebut perbedaan level jelas kentara mengingat anak asuhnya berisi para pemain muda.
Selai itu Michael juga menyinggung kebanyakan pemainnya berkarier di level domestik dengan klub yang jarang memberi kesempatan bermain.
"Tim kami menjadi tim paling muda karena hanya punya pemain kelahiran 2004 dan 2005," ujar Michael.
"Mereka semua bermain di Liga Myanmar tapi mereka tidak mendapat kesempatan tampil reguler di tim utama." imbuhnya.
KESIMPULAN
Benar adanya klaim kanal YouTube Injury Time terkait perbandingan level Timnas Indonesia U-22 dengan Myanmar yang disinggung Michael.
Akan tetapi kanal YouTube Injury Time juga menggiring opini yang tak perlu disebarkan, terkait kecaman publik Myanmar terhadap Michael.
Hal itu belum bisa dipastikan, selain karena tidak menarik untuk diketahui juga tak berdampak pada hasil pertandingan nanti.
Baca Juga: SEA Games 2023: Timnas Indonesia U-22 Waspadai Permainan Cepat Myanmar
Kontributor: Eko