"Karena kadang ketika dalam pertandingan, saya kerap bicara dalam nada tinggi sehingga wasit tidak mau bicara dengan saya. Saya sadar jadi wasit bukan pekerjaan yang mudah, sehingga saya juga ingin memahami apa yang mereka rasakan," ucapnya.
"Kita bisa sama-sama saling belajar. Tapi mereka (wasit) tak ada yang mau bicara dan diskusi," terang Thomas Doll.
Lebih lanjut, Thomas Doll berharap secepatnya diterapkan Video Assistant Referee (VAR). Ia mengatakan teknologi itu bakal membantu kinerja wasit, meski harus tetap teliti.
"VAR itu penting, bisa menentukan dan memperbaiki keputusan wasit, terutama soal offside dan penalti. Tapi tentu yang mengoperasikan VAR juga harus seseorang yang ahli juga, yang memahami apakah sebuah insiden layak diganjar handball atau penalti," ucapnya.
"Wasit juga kadang saat menentukan offside tidak berdiri sejajar dengan pemain terakhir, sehingga sering kali keputusannya tidak tepat. Offside jadi tak offside, begitu juga sebaliknya," pungkasnya.