Pertandingan itu sendiri sangat sengit dengan banyak pelanggaran, pemborosan waktu, dan desakan kepada wasit.
Para pemain United merasa bahwa mereka dihadapkan pada suasana yang tidak ramah, dan Eric Cantona akhirnya diusir keluar lapangan setelah berduel dengan pemain Galatasaray.
Bahkan di luar lapangan, Cantona tak bisa menghindari konflik, dan insiden tersebut hanya menambah beratnya beban bagi Manchester United.
Sir Alex Ferguson harus mencoba menjaga ketenangan timnya di tengah suasana yang memanas.
Pemain MU saat itu, seperti Eric Cantona, Roy Keane, dan Bryan Robson, adalah individu yang memiliki temperamen tinggi, tetapi di hadapan ketegangan di Ali Sami Yen Stadium, bahkan mereka merasa takut untuk melawan para pendukung Galatasaray.
Kisah ini adalah salah satu yang tak terlupakan dalam sejarah Manchester United.
Perjalanan ke Istanbul pada tahun 1993 tidak hanya menjadi tantangan dalam pertandingan, tetapi juga ujian mental dan emosional bagi tim dan para pemain.
Teror yang mereka alami dari pendukung Galatasaray membuat mereka merasakan betapa panasnya neraka di lapangan itu.
Mungkin pertandingan sepak bola seharusnya hanya tentang permainan di atas lapangan, tetapi pada tiga November 1993, Manchester United belajar dengan keras bahwa kadang-kadang perjalanan sepak bola juga bisa membawa mereka ke dalam neraka yang sesungguhnya.
Baca Juga: Cedera Metatarsal Kambuh, Lisandro Martinez Bisa Absen Bela Manchester United sampai 3 Bulan