PSSI Bangga Timnas Indonesia Hampir Lolos Olimpiade di Era Sepak Bola Modern

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 11 Mei 2024 | 21:56 WIB
PSSI Bangga Timnas Indonesia Hampir Lolos Olimpiade di Era Sepak Bola Modern
Diskusi bertajuk "94 Tahun PSSI: Mau ke Mana?" yang berlangsung di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (11/5/2024). [PSSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Misal saya lihat di EPA, minimal usia dini kan 30 laga per tahun, terus itu ideal apa engga? Makanya kita harus setiap tahun harus berbenah, walaupun sudah bagus, tetap harus berbenah," tambah Budi.

Eks penyerang Persik Kediri itu memilih Jepang untuk dicontoh. Menurutnya, negara berjuluk Negeri Sakura itu memiliki blue print sepak bola yang dieksekusi bertahun-tahun dan memetik buahnya saat ini.

"Padahal Jepang dulu belajar sama Indonesia kan. Mereka belajar sama kita, ya itu tadi, planning mereka rapi, setiap tahun tidak berubah, ada blue print yang dijaga," ucapnya.

"Ya itulah namanya usaha tidak mengkhianati hasil, usaha terus, tidak cuma ngomong banyak, mereka ada praktiknya. Kami juga sebagai mantan pemain ingin lihat Timnas tahu-tahu masuk Piala Dunia. Jadi itu keinginan kita dan doa kita supaya Timnas itu lebih bagus lagi," jelas Budi.

PSSI sendiri sudah memiliki blue print sepak bola Indonesia. Dalam cetak biru itu terdapat beberapa target ambisius seperti harus berada di peringkat 50 besar dunia pada 2045.

Pengamat sepak bola Dex Glenniza menilai blue print milik PSSI tersebut sangatlah bagus. Tapi, dia mengingatkan kepada federasi untuk mengeksekusi cetak biru itu dengan baik.

"Transformasi itu saatnya harus dilakukan sekarang ini. Blue print itu tolong dijaga," jelasnya.

"Kalau di Jepang, selama 32 tahun ganti ketum, blue print mereka tidak berubah. Blue print mereka '100 Hundred Years Plan'. Hasilnya mereka rutin masuk Piala Dunia rutin, juara Piala Asia pernah. Jepang itu mulai dari minus, dari kalah Perang Dunia. Mereka merumuskan bagaimana cara menaikkan moral? Jadi olahraga yang diincar, itu dari hiburan dulu, prestasi belakangan," ujarnya.

Dalam diskusi yang didukung oleh PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), ASDP, Nendia
Primarasa, DAMRI, APPI, dan RS Mitra Keluarga, nasib sepak bola wanita juga turut dibahas.

Baca Juga: Jelang Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pelatih Filipina Blusukan Cari Pemain ke Eropa

Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI), Souraiya Farina menilai ambisi tersebut masih realistis. Pasalnya, berdasarkan data ASBWI, saat ini ada 171 klub sepak bola wanita homogen di seluruh Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI