Sebagai contoh adalah Karamoko Dembele. Saat masih remaja, dirinya bolak-balik membela Timnas Inggris kelompok umur dan Timnas Skotlandia kelompok umur.
Belum lagi dengan Ryan Johansson yang bahkan bermain di tiga negara di level kelompok umur, yakni Luksemburg (U-16, U-17, U-19, dan U-21), Swedia (U-16 dan U-17), dan Irlandia (U-19 dan U-21).
Dalam regulasi FIFA pasal 6, tertulis jika pemain bisa bermain untuk suatu tim nasional berdasarkan empat poin, yakni:
1. Pemain lahir di wilayah asosiasi
2. Orang tua kandung pemain lahir di wilayah asosiasi
3. Kakek atau nenek pemain lahir di wilayah asosiasi
4. Pemain tinggal di wilayah asosiasi selama lima tahun
Berkaca dari poin-poin tersebut, Mat Baker bisa membela Australia karena merupakan tempat lahirnya dan bisa membela Indonesia karena ibunya lahir di Jakarta.
Kemudian di regulasi FIFA pasal 9, tertulis jika pemain masih bisa berganti kewarganegaraan atau asosiasi sebelum usianya 21 tahun.
Kondisi tersebut bisa didapat kendati pemain tersebut pernah bermain di kompetisi resmi bersama asosiasi lainnya.
“Pada saat diturunkan untuk pertandingan terakhirnya di sebuah kompetisi resmi dalam segala jenis sepak bola (senior dan kelompok umur) untuk asosiasinya saat ini, dia belum berusia 21 tahun.”
Dalam kasus ini, Mat Baker masih bisa bermain untuk Indonesia maupun Australia di pertandingan resmi kelompok umur karena usianya belum genap 21 tahun.
Baca Juga: Raih Gelar Kiper Terbaik AFF U-19, Ikram Alfgiffari Layak Promosi ke Timnas Indonesia U-23?
Sementara itu, Mat Baker sendiri menegaskan bahwa pemanggilannya ke Australia U-17 hanyalah untuk pemusatan latihan saja.