Pemain Jenius
![Penghormatan untuk George Best yang berbunyi "Anda menunjukkan kepada dunia cara bermain sepak bola" ditinggalkan di lapangan sepak bola Old Trafford milik Manchester United di Manchester, 30 November 2005. [Dok. AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/24/46302-penghormatan-untuk-george-best-legenda-manchester-united.jpg)
Kata "jenius" pertama kali terlintas di benak Bob Bishop, pencari bakat Manchester United, saat melihat Best bermain di Belfast pada usia 15 tahun.
Keyakinan Bishop terbukti tepat, karena Best kemudian dijuluki sebagai salah satu pemain terbaik dunia.
Pada usia 17 tahun, Best masuk ke skuat senior Manchester United dan membantu tim meraih gelar Divisi Utama pada musim 1964-1965, gelar pertama setelah tragedi Munich pada 1958.
Popularitas Best semakin meroket setelah mencetak dua gol cepat melawan Benfica di perempat final Piala Eropa 1965-1966.
Prestasinya ini membuat media menyebutnya sebagai 'El Beatle', merujuk pada grup musik terkenal asal Inggris, The Beatles.
Puncak karier Best terjadi pada 1968 saat mencetak gol dalam kemenangan 4-1 Manchester United atas Benfica di final Piala Eropa di Wembley, yang disaksikan oleh 92 ribu penonton.
Sisi Gelap George Best
![Legenda Manchester United, George Best. [Dok. Instagram/@george_best.7]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/24/72632-legenda-manchester-united-george-best.jpg)
Meski dianggap sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, kehidupan George Best di luar lapangan penuh dengan kontroversi.
Baca Juga: Wonderkid Baru Manchester United Pernah Main di Surabaya, Bisa Bela Timnas Indonesia?
Gaya hidupnya yang hedonistik seringkali menjadi sorotan. Best mengakui bahwa ia banyak menghabiskan uang untuk minuman keras, wanita, dan mobil mewah, sebagaimana menyitat CNN.