Suara.com - Pemain timnas Indonesia, Kevin Diks memiliki kisah menarik sebelum namanya setenar sekarang. Ternyata ia dulu pernah bekerja sebagai pencuci piring di restoran Belanda.
Nama Kevin Diks saat ini dikenal oleh kalangan luas, khususnya di Indonesia. Sebab, ia baru menjadi WNI dan telah menjalani debut bersama skuad Garuda ketika melawan Jepang.
Di level klub, pemain 28 tahun tersebut juga punya karier stabil. Ia bermain bersama salah satu klub papan atas Denmark, FC Copenhagen.
Menariknya sebelum setenar sekarang, Kevin Diks memiliki perjuangan yang berat. Ia mengisahkan dirinya pernah menjadi pencuci piring ketika usianya 15 tahun.
Menukil dari Dutch Review, di Belanda saat berusia 15 tahun memang diperbolehkan untuk bekerja ringan guna membantu menambah uang jajan. Nah, pemain keturunan Maluku tesebut mengisi waktu luangnya untuk bekerja.
"Waktu berusia 15 tahun, saya tidak menyangka bisa bermain di tim (senior Vitesse). Karena waktu itu saya hanya tukang bersih-bersih di restoran. Saya bekerja empat hari per bulan, setiap minggu untuk bersihkan piring-piring di restoran," ucap Diks dalam wawancara di Youtube Yussa Nugraha 2020 silam.
Kehidupan Diks di sepak bola profesional lantas berubah karena dirinya mendapatkan kontrak pada usia 16 tahun.
Sosok paling berpengaruh dalam hidupnya adalah Peter Bosz yang saat ini menjadi pelatih PSV Eindhoven.
Ketika di Vitesse dan diasuh oleh Bosz, Kevin Diks mendapatkan kesempatan bermain di tim utama saat usianya masih sangat muda, yakni 17 tahun.
Baca Juga: Piala AFF 2024: Laos Punya Rencana Redam Senjata Andalan Timnas Indonesiia
"Waktu saya umur 17 tahun, saya sudah ti tim utama. Pelatih Peter Bosz memanggil saya ke tim utama dan sejak itu saya selalu di tim utama," sambung Diks.
Momen debut Kevin Diks sendiri adalah ketika Vitesse melawan PEC Zwolle. Kala itu bek kanan Bertrad Traore mengalami cedera, sehingga Bosz memberikan kepercayaan oleh pemain keturunan Indonesia di usianya yang masih 17 tahun.