“Saya harus menunjukkan warna kulit saya, pada 1977. Sampai saat itu, banyak orang mengira saya adalah orang Suriname,” imbuhnya.
“Saya membuat diri saya dikenal di media dan di dunia sepak bola sebagai seorang Maluku dan saya berkata bahwa saya bersimpati dengan aksi Maluku,” tambahnya.
Karena punya warna kulit yang cenderung gelap, Simon Tahamata pun menjadi pemain kulit hitam pertama di Ajax Amsterdam dan juga Timnas Belanda.
Karenanya, namanya pun melejit saat itu dan membuat Simon Tahamata bangga karena dirinya bisa memperkenalkan Maluku kepada khalayak ramai.
“Untuk menjadi terkenal, sebagai pesepak bola, pemain kulit hitam pertama di Ajax dan Timnas Belanda. Dan dari sana, sebagai pemain terkenal, publik figur, saya bisa bercerita soal Maluku,” pungkasnya.
Sejak namanya melejit, Simon Tahamata memang menjadi salah satu publik figur di Belanda yang aktif menyuarakan soal gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Namun pandangan politiknya ini bisa saja menjadi ganjalan jika dirinya menjadi Direktur Teknik Timnas Indonesia, mengingat gerakan RMS dicap sebagai gerakan separatis di Bumi Pertiwi.
(Felix Indra Jaya)
Baca Juga: OTW Naturalisasi, Silsilah Darah Keturunan Ole Romeny, Dion Markx, dan Tim Geypens