
Empat pemain belakang yang dipasang Indra Sjafri pada laga ini, Dony Tri Pamungkas, Iqbal Gwijangge, Kadek Arel, dan Alfahrezzi Buffon tidak menunjukkan permainan solid saat transisi.
Seringkali para pemain tidak bisa mengantisipasi serangan balik dari Iran dengan baik. Para pemain Iran U-20 juga sering leluasa menguasai bola di daerah Indonesia, bahkan gol kedua Iran hadir karena lalainya pemain belakang mengantisipasi pergerakan lawan di kotak penalti.
Umpan lambung dari kanan serangan Iran gagal dipotong oleh Iqbal, kemudian satu pemain Iran lepas dari pengawalan Kadek Arel lalu menyambut bola dengan tendangan salto yang berbuah gol.
3. Serangan yang Monoton

Timnas Indonesia U-20 seperti kekurangan taktik dalam menyerang sehingga pola permainan yang mereka tunjukkan terlihat monoton dan mudah diantisipasi lawan.
Memiliki Jens Raven dengan postur cukup tinggi, Timnas U-20 hanya melepas tujuh umpan silang yang akurasinya cuma 14,3 persen.
Serangan Timnas U-20 juga cenderung hanya berpusat dari sektor sebelah kiri di mana Dony Tri Pamungkas bermain. Pola yang monoton dengan minimnya variasi ini membuat permainan Timnas U-20 sulit berkembang.
Kontributor: Aditia Rizki
Baca Juga: Rafael Struick: Menjadi Sangat Kacau...