3 Komentator Belanda yang Remehkan Timnas Indonesia, Disebut Negara Miskin

Irwan Febri Suara.Com
Rabu, 02 April 2025 | 15:03 WIB
3 Komentator Belanda yang Remehkan Timnas Indonesia, Disebut Negara Miskin
Rekam Jejak Anco Jansen Eks Striker PSM yang Hina Indonesia: Pernah Hina Polisi [Tangkap layar Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pengamat sepak bola dari Belanda ramai-ramai melancarkan kritik terhadap proses naturalisasi yang dalam beberapa tahun terakhir ini marak dilakukan untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Munculnya sosok Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia semakin membuat mereka angkat bicara. Pasalnya, legenda sepak bola Belanda ini menjadi sorotan tersendiri seusai mengasuh skuad Garuda.

Ada beberapa pihak yang pernah menyampaikan komentar miring terhadap program naturalisasi ini, termasuk meremehkan sepak bola Indonesia dan potensi skuad Garuda.

Berikut Suara.com menyajikan deretan komentator atau pengamat sepak bola di Belanda yang meremehkan Timnas Indonesia selama maraknya proses naturalisasi pemain keturunan.

1. Kees Kwakman

Kees Kwekman menjadi salah satu pundit asal Belanda yang belakangan ini jadi sasaran amukan netisen Indonesia. Penyebabnya, dia kerap kali melancarkan kritik terhadap program naturalisasi Timnas Indonesia.

"Saya tidak benar-benar menikmati saat menontonnya," kata Kwakman, dilansir Voetbal International.

"Saya ingin yang terbaik untuk Timnas Indonesia dan mereka tentu mengejar impiannya, dan jika itu berhasil, itu luar biasa. Tapi, ya ampun. Ketika saya menonton sore ini, saya berharap putri saya meminta untuk bermain gim Rummikub. Tentu saja Piala Dunia bukan level Timnas Indonesia," lanjutnya.

"Dengan perluasan Piala Dunia menjadi 48 negara, kita juga akan melihat negara-negara seperti Indonesia," katanya lagi.

Baca Juga: Subhanallah, Ragnar Oratmangoen Kasih Bantuan ke Anak-anak Gaza saat Idul Fitri 1446 H

"Mereka semua mengalami kram dan tergeletak di tanah. Tidak ada tempo sama sekali, tetapi tentu saja itu sangat berat. Saya sangat berharap para pemain Timnas Indonesia lolos Piala Dunia, sekali lagi. Saya tidak ingin bertengkar dengan siapa pun," ujar Kwakman.

"Tapi jika nanti kita harus menonton Ole Romeny melawan Sudan di Piala Dunia, mending saya pergi kerja," imbuhnya.

Ucapannya itulah yang membuat Kees Kwakman menjadi sasaran amukan netizen. Bahkan, Kees Kwakman sampai mendapatkan ancaman pembunuhan di media sosial.

2. Anco Jansen

Pesepak bola PSM Makasar Anco Jansen (kanan) dihadang pesepak bola Persebaya Surabaya Arif Satria (kiri) saat berlaga pada lanjutan BRI Liga 1 antara PSM Makasar melawan Persebaya Surabaya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp]
Pesepak bola PSM Makasar Anco Jansen (kanan) dihadang pesepak bola Persebaya Surabaya Arif Satria (kiri) saat berlaga pada lanjutan BRI Liga 1 antara PSM Makasar melawan Persebaya Surabaya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp]

Yang terbaru ada mantan penyerang asing PSM Makassar, Anco Jansen. Dia melancarkan sejumlah kritik ketika menjadi narasumber di ESPN. Pengalaman buruknya saat berkarier di Indonesia diumbar. Menariknya, dia sampai menyebut Indonesia negara miskin.

"Ya itu terutama karena media sosial. Saya main di sana saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan instragram sangat populer di sana," kata Anco Jansen.

"Kalau gagal mencetak gol, saya mendapat saran agar jangan melihat media sosial selama dua hari," imbuhnya.

"Fasilitas, akademi, pelatih di sana terbatas. Itu cukup menjelaskan. Itu yang saya pahami," ujar Anco Jansen.

"Para pemain naturalisasi mendapat jutaan pengikut dan menjadi menarik perhatian. Tapi, sepakbola di Indonesia sebenarnya tidak ada apa-apanya," lanjutnya.

3. Vincent Schildkamp

Berikutnya, ada sosok pundit bernama Vincent Schildkamp yang mengkritik maraknya program naturalisasi Timnas Indonesia. Menurut dia, PSSI melakukan aksi oportunis dengan program naturalisasi pemain keturunan.

Menurut Schildkamp, program ini tak semestinya dilakukan karena tak membantu pengembangan sepak bola di negara tersebut.

"Itu tidak membantu sepak bola di sana dengan cara apa pun. Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, tentu saja itu adalah oportunisme yang terbaik. Dan jika Anda kemudian kalah 1-5 melawan Australia dan minggu depan mungkin 0-1 melawan Bahrain, kebongkar tuh semua sirkus,” ujarnya.

Kontributor: Muh Faiz Alfarizie

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI