Kondisi ini membuat runyam perkembangan sepak bola Indonesia. Pada 2013, Djohar dan La Nyalla kembali bersatu. La Nyalla mendapatkan kedudukan Wakil Ketum PSSI.
Pada 2015, di Kongres PSSI La Nyalla terpilih sebagai ketua umum. Konflik sepak bola nasional kemudian mencapai puncaknya.
![Kiri-kanan: Mantan Ketua Umum PSSI (2019-2023) Mochamad Iriawan, La Nyalla Mattalitti, Ketua Umum PSSI (2023-2027) Erick Thohir dan Menpora Zainudin Amali saat menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023). [Twitter/@PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/02/16/77809-mochamad-iriawan-la-nyalla-mattalitti-erick-thohir-dan-menpora-zainudin-amali.jpg)
Kementerian Olahraga dan Pemuda (Kemenpora) yang saat itu dipimpin oleh Imam Nahrawi membekukan PSSI. Keputusan Kemenpora ini berujung pada sanksi berat FIFA kepada sepak bola nasional.
Saat kalah dari Erick Thohir untuk jadi ketum PSSI pada 2023 lalu, La Nyalla sempat singgung soal keberadaan mafia bola.
La Nyalla berharap Erick tidak lagi melibatkan orang-orang lama di kepengurusan eranya periode 2023-2027.
"Harapan saya juga semoga tidak akan terlibatkan pengurus-pengurus lama yang kita tahu mereka sebagai mafia-mafia bola. Kalau sampai mereka masuk lagi ke dalam kabinetnya mas Erick, saya yakin tidak lama lagi akan terjadi KLB. Saya tetap mendukung mas Erick Thohir sebagai ketua umum," jelasnya.
Erick Thohir berhasil mengantongi 64 suara atau unggul dibandingkan La Nyalla yang hanya meraih 22 suara, dua kandidat lain, Doni Setiabudi dan Arif Putra Wicaksono tidak meraih suara.
Profil dan Riwayat La Nyalla Mattalitti
Riwayat Pendidikan
Baca Juga: Transformasi Timnas Indonesia: PSSI Tancap Gas Jelang Piala Dunia U-17 2025
SD Bhinneka Bhakti, Surabaya (1971)
SMP Negeri 1 Surabaya (1974)
SMA Negeri 3 Surabaya (1977)
Fakultas Tehnik Sipil, Universitas Brawijaya (1984)