Jejak Emas Timnas Pelajar Indonesia 1984 dan Harapan Baru di Piala Dunia U-17 2025

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 16 April 2025 | 10:50 WIB
Jejak Emas Timnas Pelajar Indonesia 1984 dan Harapan Baru di Piala Dunia U-17 2025
Jejak Emas Timnas Pelajar Indonesia 1984 dan Harapan Baru di Piala Dunia U-17 2025. [Dok. Instagram Timnas Indonesia]

Suara.com - Timnas Indonesia U-17 pernah mengukir sejarah emas di kancah sepak bola Asia. Pada tahun 1984, skuad muda Garuda berhasil menjuarai Piala Pelajar Asia, yang kini dikenal sebagai cikal bakal Piala Asia U-17.

Kemenangan bersejarah itu diraih dengan menaklukkan Thailand 2-0 di partai final yang berlangsung di India.

Capaian ini bukan hanya menjadi kebanggaan nasional, tapi juga tonggak penting dalam perjalanan sepak bola usia muda Indonesia.

Beberapa pemain yang memperkuat tim pada 1984 melanjutkan karier cemerlang di dunia sepak bola. Salah satu yang paling dikenal adalah I Made Pasek Wijaya, yang kini menempuh jalur kepelatihan sebagai pelatih Bali United U-18 setelah pensiun pada 2004.

Frans Sinatra Huwae, yang juga bagian dari tim juara tersebut, membela klub seperti Pelita Jaya dan Barito Putera.

Kini, ia melatih tim U-18 Barito Putera dan bahkan sempat menjadi caretaker tim senior Barito pada 2024.

Sementara itu, Syamsuddin Battola, eks pemain Pelita Jaya dan PSM Makassar, turut berkiprah di dunia kepelatihan sebelum berpulang pada akhir 2024. Ia terakhir menangani Persewangi Banyuwangi.

Nama besar Yudi Guntara, legenda Persib Bandung, juga tak bisa dilupakan. Meski pensiun dini akibat cedera lutut, Yudi tetap aktif berkontribusi sebagai konten kreator yang fokus membahas Persib di kanal YouTube miliknya.

Beberapa nama lain seperti Bonggo Pribadi, Toyo Haryono, Sudana Sukri, Theodorus Bitbit, dan Budiman Yunus juga terus menebar kontribusi lewat dunia pelatih dan pembinaan usia muda, meninggalkan warisan penting bagi regenerasi sepak bola Tanah Air.

Baca Juga: Breaking News! Dipecundangi Korut, Timnas Indonesia U-17 Bubar Jalan

Timnas Indonesia U-17 Terkini: Tantangan Berat Menuju Piala Dunia U-17 2025

Empat dekade berselang, generasi baru Timnas Indonesia U-17 kembali mencuri perhatian. Lewat penampilan impresif di Piala Asia U-17 2025, Indonesia berhasil mencetak sejarah dengan lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 melalui jalur kualifikasi.

Anak-anak asuh Nova Arianto tampil solid di fase grup dengan tiga kemenangan sempurna: menundukkan Korea Selatan 1-0, mengalahkan Yaman 4-1, dan menutup dengan kemenangan 2-0 atas Afghanistan.

Hasil ini memastikan Indonesia sebagai juara Grup C dan satu-satunya wakil ASEAN yang lolos ke Piala Dunia U-17 2025.

Namun langkah Garuda Muda harus terhenti di babak perempat final Piala Asia U-17 2025 usai dibekuk Korea Utara dengan skor mencolok 0-6 di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Jeddah, pada 14 April 2025.

Meski menyakitkan, pelatih Nova Arianto menekankan pentingnya hasil ini sebagai bahan evaluasi untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di Piala Dunia mendatang.

“Mental pemain sudah bagus, tapi dari sisi pengambilan keputusan dan permainan, masih banyak yang harus diperbaiki,” ujar Nova, mantan pemain Persib Bandung.

Ia menambahkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, timnya akan fokus membenahi aspek fisik, mental, hingga keterampilan individu agar tampil lebih siap menghadapi lawan-lawan tangguh di ajang global.

Kebanggaan ASEAN

Selebrasi kemenangan Skuad Timnas Indonesia U-17 beserta jajaran pelatih dan fans. (X/TimnasIndonesia)
Selebrasi kemenangan Skuad Timnas Indonesia U-17 beserta jajaran pelatih dan fans. (X/TimnasIndonesia)

Prestasi Timnas U-17 kali ini terasa spesial karena diraih murni melalui jalur kompetitif, bukan sebagai tuan rumah seperti edisi sebelumnya. Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam harus tersingkir lebih awal di babak grup.

Thailand gagal total dengan tiga kekalahan dari Uzbekistan, Arab Saudi, dan China, sedangkan Vietnam hanya mengumpulkan tiga poin dari tiga hasil imbang—kalah bersaing dengan Jepang, UEA, dan Australia.

Dominasi Indonesia di fase grup menunjukkan bahwa program pembinaan usia muda oleh PSSI mulai menunjukkan hasil positif.

Kompetisi usia muda yang semakin kompetitif dan terstruktur menjadi pondasi penting bagi kemajuan sepak bola nasional.

Piala Dunia U-17 2025 yang akan digelar di Qatar pada November mendatang menjadi tantangan besar bagi Garuda Muda.

Persaingan ketat di level dunia menuntut kesiapan fisik, taktik, hingga mental bertanding.

Kesempatan emas ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar Timnas U-17 tak hanya jadi penggembira, melainkan mampu melangkah jauh dan membawa harum nama bangsa di kancah internasional.

“Pemain harus bekerja lebih keras. Lawan di Piala Dunia nanti punya kualitas lebih tinggi, jadi kami harus siap dari segala aspek,” pungkas Nova Arianto.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI