3 Hal yang Perlu Dihindari Agar Pemain Timnas Indonesia U-17 Tidak Layu sebelum Mekar

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 18 April 2025 | 16:38 WIB
3 Hal yang Perlu Dihindari Agar Pemain Timnas Indonesia U-17 Tidak Layu sebelum Mekar
Selebrasi kemenangan Skuad Timnas Indonesia U-17 beserta jajaran pelatih dan fans. (X/TimnasIndonesia)

Suara.com - Timnas Indonesia U-17 torehkan prestasi gemilang di kancah internasional, para pemain diharap tidak layu sebelum mekar. Skuat Garuda Muda berhasil melaju ke babak perempat fina Piala Asia U-17 2025, sekaligus ke Piala Dunia U-17 2025

Meskipun di babak perempat final tim asuhan Nova Arianto dibantai Korea Utara dengan skor telak, tetap saja pencapaian ini patut diapresiasi dengan disyukuri.

Di sisi lain, prestasi di usia muda bak pisau bermata dua. Jika salah langkah, bukannya semakin cemerlang ke depannya, tetapi bisa saja layu seperti Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas yang melegenda.

Ada hal penting yang harus dijaga Nova Arianto, memastikan masa depan anak asuhnya cerah.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu dihindari Zahaby Gholy dkk agar tidak layu sebelum mekar tepat pada wakunya. Lantas apakah tiga hal tersebut? Berikut ini di antaranya tiga hal yang perlu dihindari para pemain.

1. Berpuas Diri

Pertandingan antara Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara di Piala Asia U-17 2025 (the-afc.com)
Pertandingan antara Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara di Piala Asia U-17 2025 (the-afc.com)

Pemain harus memberi tantangan kepada diri mereka sendiri dan harus bisa menyelesaikan tantangan itu.

Tentu dengan target dan jangan sampai berpuas diri dengan apa yang sudah diraih saat ini.

Kebanyakan pemain muda Indonesia hanya bersinar di level turnamen AFF tetapi meredup setelahnya.

Baca Juga: Eks Anak Buah STY Bongkar Roadmap Persiapan Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Apalagi bermain di kancah Asia, karena itu level Timnas Indonesia U-17 yang saat ini sudah Piala Dunia, harus dijaga.

3. Salah Ambil Keputusan

Selebrasi Kemenangan Skuad Timnas Indonesia U-17 Beserta Jajaran Pelatih dan Fans. (x.com/@TimnasIndonesia)
Selebrasi Kemenangan Skuad Timnas Indonesia U-17 Beserta Jajaran Pelatih dan Fans. (x.com/@TimnasIndonesia)

Keliru dalam mengambil keputusan bisa menjadi pemicu kegagalan mekarnya para pemain di waktu yang tepat.

Hal ini bisa berkaitan dengan kehidupan pribadi para pemain hingga keputusan kariernya.

Bukan sebuah jaminan kesuksesan pemain yang telah berkarier abroad akan menuai kesuksesan.

Nama-nama seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman hingga Bagus Kahfi kini hanya berkarier di dalam negeri.

3. Terlena Ketenaran

Timnas Indonesia U-17. (pssi.org)
Timnas Indonesia U-17. (pssi.org)

Terlena dengan ketenaran yang sudah diraih di usia yang masih sangat muda, hal ini bisa berdampak buruk.

Terutama dalam kehidupan pribadi para pemain, ketenaran bisa menjadi petaka jika tidak disikapi dengan bijak.

Karena itu para pemain harus bisa menghindari hal tersebut, potensi Timnas Indonesia U-17 sangat besar.

Penampilan impresif di Piala Asia U-17 2025 bisa berlanjut ke jenjang senior jika para pemain tetap disiplin menjaga diri.

Timnas Indonesia U-17 telah menunjukkan potensi besar yang membawa harapan baru bagi sepak bola nasional. Namun, keberhasilan mereka hari ini hanyalah awal dari perjalanan panjang.

Agar tidak bernasib seperti generasi emas yang meredup terlalu cepat, pemain, pelatih, federasi, dan semua pihak terkait harus bersinergi menjaga konsistensi dan kualitas perkembangan para pemain.

Mekarnya bunga-bunga muda Garuda akan menjadi kenyataan jika mereka tetap rendah hati, bekerja keras, dan tidak terbuai oleh gemerlap ketenaran semata. Karena dari tangan-tangan inilah masa depan sepak bola Indonesia ditentukan.

Oleh karena itu, PSSI juga memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa talenta-talenta U-17 ini tidak terabaikan.

Dibutuhkan program lanjutan seperti pemusatan latihan jangka panjang, uji coba internasional, serta pemantauan progres pemain secara berkala.

Tidak kalah penting, PSSI juga harus membangun sistem kompetisi usia muda yang lebih profesional dan berkelanjutan, agar talenta seperti Zahaby Gholy, Ikram Al-Ghifari, dan rekan-rekannya terus mendapatkan jam terbang kompetitif.

Kontributor: Eko

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI