Suara.com - Pemain keturunan milik Leeds United, Pascal Struijk terus dikaitkan dengan Timnas Indonesia. PSSI mungkin harus gerak cepat mengingat bek 25 tahun itu mulai dikaitkan dengan tim besar.
Pascal Struijk berhasil membantu Leeds United kembali ke Premier League untuk musim depan setelah dua musim berkubang di Championship.
Sebelum tampil menonjol untuk membawa klubnya ke kasta teratas Liga Inggris, nama Pascal Struijk sejatinya sudah sering jadi pembicaraan banyak pengamat.
Salah satu yang menyanjung tinggi kemampuan bek bertinggi badan 1,9 meter itu adalah pundit sepak bola asal Turki, Suleyman Ozturk dalam sebuah video yang diunggah VOetbal International.
Dikutip dari artikel Voetbalzone yang tayang pada 11 November 2023, Oztruk menyebut Pascal Struijk sebagai salah satu bek potensial yang tidak seharusnya berlama-lama di klub seperti Leeds United.
"Ia adalah bek yang lengkap dan matang," kata analis tersebut.
"Sekarang setelah Micky van de Ven cedera, saya ingin memberi Ange Postecoglou beberapa saran: Struijk dapat dengan mudah bergabung dengan pertahanan Tottenham Hotspur."
"Anak itu benar-benar bermain di level yang terlalu rendah. Saya dapat membayangkan bahwa klub besar akan mendatanginya pada bulan Januari."
"Ia benar-benar bek terbaik di Championship saat ini. Saya pikir ia akan mengambil langkah itu, karena sulit untuk masuk ke dalam seleksi Oranje dari level kedua. Saya pikir ia benar-benar hebat."
Baca Juga: Joey Pelupessy: Tak Ada Hal Negatif Sedikit Pun dari Patrick Kluivert
Peluang Pascal Struijk Membela Timnas Indonesia
![Pascal Struijk Tak Ada di Skuat Leeds United, ke Indonesia Urus Naturalisasi? [Instagram Pascal Struijk]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/29/58318-pascal-struijk.jpg)
Karier internasional Struijk sejauh ini penuh dinamika. Meski tampil konsisten di level klub, ia belum pernah dipanggil ke tim senior Belanda. Padahal, Struijk sempat berpeluang membela Belgia, negara tempat ia lahir, namun hatinya tetap terpaut pada impian mengenakan jersey Oranje.
Pada 2022, manajer timnas Belanda, Fernando Arrabal, sempat menjalin komunikasi dengannya. Dalam percakapan itu, Struijk hanya ditanya mengenai kondisinya dan sedikit soal peluang di Belgia, tanpa pembahasan konkret mengenai peran spesifik di dalam skuad.
"Saya tidak pernah berbicara langsung dengan Louis van Gaal, hanya melalui manajer tim," kata Struijk kepada Voetbalzone. "Mereka bertanya apakah saya fit, dan sedikit membahas soal Belgia. Tapi tidak ada pembicaraan soal posisi atau peluang saya."
Struijk mengaku merasa pembicaraan tersebut lebih seperti basa-basi ketimbang tawaran serius. Apalagi, ia kini lebih sering dimainkan sebagai bek kiri, selain peran utamanya sebagai bek tengah atau gelandang bertahan, posisi yang sebenarnya bukan favoritnya.
Walaupun pernah tampil untuk Belanda U-17 di Euro U-17 tahun 2016, kesempatan bermain di level senior hingga kini belum juga datang. Kondisi ini membuat PSSI sempat melirik peluang untuk menaturalisasi Struijk, mengingat ia memiliki darah Indonesia dari garis keturunan kakek dan neneknya.
Namun, hingga kini, Struijk tetap bersikeras mengejar mimpinya bermain untuk Timnas Belanda. Situasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, yang masih berharap dapat memanfaatkan keterkaitan darah Nusantara sang pemain.
Darah Indonesia yang Mengalir dalam Diri Struijk
Meski lahir dan besar di Eropa, ikatan emosional Pascal Struijk dengan Indonesia cukup kuat. Pemain bertinggi badan 1,9 meter ini lahir di Belgia pada 11 Agustus 1999, dari keluarga multikultural, dengan darah Indonesia mengalir dari pihak ayahnya.
Latar belakang ini memberi Struijk identitas unik, menggabungkan budaya Eropa dan Indonesia dalam perjalanan hidup serta kariernya. Ia dikenal tetap menjaga kedekatannya dengan budaya tanah air leluhurnya, meskipun berkarier di benua biru.
Dengan pengalaman bermain di salah satu liga terbaik dunia, kualitas individu yang mumpuni, serta latar belakang budaya yang kaya, masa depan Pascal Struijk di level internasional masih terbuka lebar. Apakah ia akan memperkuat Belanda, Belgia, atau akhirnya memilih Indonesia, perjalanan karier Struijk tetap menarik untuk diikuti.
Melihat potensi besarnya, PSSI harus lebih aktif bergerak jika ingin menjadikan Struijk bagian dari proyek ambisius Timnas Indonesia di masa depan. Jangan sampai talenta besar ini justru lepas ke tangan negara lain saat potensinya tengah bersinar.