3. Nathan Tjoe-A-On – Minim Kesempatan di Swansea City

Kembali ke Swansea City pada musim 2024–2025, Nathan Tjoe-A-On menghadapi realita sulitnya bersaing untuk posisi inti. Sepanjang musim, ia hanya tampil tiga kali dan hanya satu kali bermain sebagai starter.
Pemain berusia 23 tahun ini kerap tidak dipanggil ke skuad pertandingan, yang menunjukkan bahwa pelatih belum menjadikannya bagian dari rencana utama. Minimnya menit bermain ini tentu berdampak pada perkembangan karier dan peluangnya untuk kembali bersinar bersama Timnas.
4. Sandy Walsh – Kendala Adaptasi di Liga Jepang

Sandy Walsh saat ini tercatat sebagai pemain Yokohama F. Marinos di Liga Jepang. Meski datang dengan pengalaman dan usia matang, ia belum menjadi pilihan utama tim. Dari semua laga musim ini, Sandy hanya enam kali diturunkan sejak menit pertama.
Ia juga sempat tujuh kali tidak terdaftar dalam daftar pemain, sebagian karena cedera. Kendala adaptasi, persaingan ketat, dan faktor kebugaran menjadi penyebab utama minimnya penampilan pemain berusia 30 tahun tersebut.
5. Eliano Reijnders – Dirumorkan Hengkang ke Liga Malaysia

Eliano Reijnders tampil cukup rutin dalam daftar skuad PEC Zwolle di Liga Belanda. Namun, mayoritas dari 18 laga yang dijalani musim ini hanya menjadikannya sebagai pemain pengganti. Ia sudah 15 kali mengisi bangku cadangan tanpa kontribusi signifikan di lapangan.
Adik dari pemain AC Milan, Tijjani Reijnders, ini mulai dikaitkan dengan potensi kepindahan ke klub Liga Malaysia demi memperoleh kesempatan bermain yang lebih reguler. Situasi ini memunculkan tanda tanya besar mengenai masa depannya di kompetisi Eropa.
Baca Juga: Bocoran! Indonesia Tuan Rumah Kualifikasi Piala Asia U-23 di Sidoarjo
Fenomena pemain abroad memang menunjukkan peningkatan eksistensi Indonesia di kancah sepakbola internasional. Namun, minimnya jam bermain bisa menjadi pedang bermata dua. Meski secara citra mereka tetap mengangkat nama Indonesia, perkembangan karier bisa mandek tanpa ritme permainan yang cukup.