Kini, Diarra berusia 18 tahun dan masuk dalam radar tim pelapis Barcelona, yakni Barcelona B.
Klub disebut-sebut tengah mempertimbangkan untuk mempromosikannya secara permanen guna memberi lebih banyak jam terbang kompetitif.
Jika progresnya terus berlanjut, bukan tak mungkin ia akan segera menghiasi laga-laga La Liga bersama tim utama.
Cerita sukses Diarra menjadi pengingat akan pentingnya turnamen usia muda seperti Piala Dunia U-17. Indonesia sebagai tuan rumah menjadi saksi awal perjalanan salah satu bintang masa depan dunia sepak bola.
Momentum ini sekaligus mengangkat citra Indonesia di mata dunia sebagai panggung potensial bagi bakat-bakat muda dari berbagai negara.
Di mata publik sepak bola nasional, Diarra kini bukan hanya milik Mali atau Barcelona, tapi juga bagian dari kenangan indah sepak bola Indonesia.
Banyak penonton yang datang langsung ke stadion saat Piala Dunia U-17 berlangsung kini bisa menyatakan dengan bangga bahwa mereka pernah menyaksikan awal karier pemain yang kini jadi sensasi di Eropa.
Melihat perjalanannya yang cepat dan penuh determinasi, Diarra diyakini akan menjadi salah satu ikon baru sepak bola Afrika di masa depan. Dan semua itu bermula dari atmosfer panas dan semangat tinggi stadion-stadion Indonesia, tempat ia pertama kali menunjukkan kepada dunia siapa dirinya sebenarnya.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Baca Juga: Selamat Datang 5 Pemain Keturunan, Banyak Dibicarakan Jadi Calon Pemain Timnas Indonesia