Namun, kini pihaknya tengah mempercepat proses penghijauan dengan perawatan intensif.
“Kami beri pupuk khusus agar rumput cepat hijau kembali. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore,” jelasnya.
Pertandingan melawan Persebaya menjadi semacam ujian akhir. Jika dalam laga ini masih ditemukan kekurangan yang dianggap signifikan oleh PT LIB, maka Persik terancam harus mencari stadion alternatif untuk laga kandang terakhir pada 24 Mei mendatang.
"Melawan Persebaya ini akan dievaluasi lagi oleh PT LIB, jika tidak memenuhi apa yang direkomendasikan, maka tanggal 24 Mei 2025 harus mencari stadion lain yang lebih layak. Kalau saat ini boleh dengan catatan harus memenuhi beberapa catatan, sebab belum tentu tanggal 24 Mei bisa main di Kediri," kata Widodo.
Dia menambahkan, dalam pertandingan melawan Persebaya di Kediri, panpel juga sudah mencetak tiket bagi penonton. Manajemen mencetak sekitar 6.000 tiket baik.
Untuk penjualan, pihaknya memutuskan offline dan tidak daring. Hal itu untuk memudahkan dalam penjualan tiket tidak melebihi kapasitas.
"Kami tidak jual daring, antisipasi suporter tamu juga. Kalau offline kami batasi, mungkin sekitar 2.000 orang," kata dia.
Dari sisi performa, Persik Kediri memang menghadapi tantangan berat. Mereka kini berada di peringkat ke-12 klasemen sementara dengan 36 poin, jauh di bawah Persebaya yang bertengger di posisi ke-4 dengan koleksi 53 poin.
Namun, bukan tidak mungkin “Macan Putih” bisa tampil mengejutkan, terutama karena dukungan penuh dari publik Kediri.
Baca Juga: Tujuh Tim Bertarung Hindari Degradasi, Siapa Terlempar dari BRI Liga 1?
Laga ini bukan hanya soal tiga poin, tapi menyangkut harga diri dan masa depan klub di markas kebanggaan mereka. Sebuah penampilan meyakinkan di laga ini bisa menjadi kunci agar Persik tetap diperbolehkan bertanding di Brawijaya, sekaligus menegaskan bahwa stadion ini layak menjadi kandang permanen mereka.