Dalam kesempatan yang sama, Erick juga menyoroti beberapa pembaruan positif yang diterapkan sepanjang musim ini. Salah satunya adalah penggunaan penuh teknologi Video Assistant Referee (VAR) sejak pekan pertama Liga 1, yang dinilainya turut meningkatkan kualitas kompetisi.
Tak hanya itu, Liga 1 musim 2024/2025 juga mewajibkan setiap klub untuk menurunkan minimal satu pemain U-22 selama 45 menit per pertandingan. Kebijakan ini dianggap sebagai bentuk komitmen PSSI dalam pembinaan pemain muda.
“Kami ingin pemain muda mendapat pengalaman kompetitif, agar kualitas sepak bola Indonesia meningkat dan bisa bersaing di level Asia,” ujar Erick.
Dominasi Persib Tak Berbanding Lurus dengan Panggilan ke Timnas
Meski tampil dominan sepanjang musim, keberhasilan Persib justru menyimpan satu ironi. Tak satu pun pemain Persib yang dipanggil pelatih Patrick Kluivert untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam dua laga kualifikasi melawan Australia dan Bahrain, Maret lalu.
Pelatih Persib, Bojan Hodak, bahkan sempat angkat bicara soal absennya pemainnya di skuad Garuda. Namun ia memilih bersikap profesional dan enggan mengomentari keputusan pelatih timnas.
“Saya rasa itu pertanyaan untuk pelatih Timnas. Bukan tugas saya memilih pemain untuk tim nasional,” tegas Bojan kepada media pada 10 Maret 2025.
Padahal, Persib memiliki banyak nama potensial yang bersinar di Liga 1. Nama-nama seperti Marc Klok, Beckham Putra, Ryan Kurnia, Edo Febriansyah, Kakang Rudianto, hingga Robi Darwis dinilai layak bersaing untuk masuk timnas.
Meski gelar juara sudah di tangan, Liga 1 masih menyisakan tiga pekan terakhir sebelum resmi ditutup pada 25 Mei 2025. Puncak perayaan Persib kemungkinan besar akan menjadi momen emosional, karena trofi akan diserahkan di hadapan Bobotoh di kandang sendiri.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ikut Konvoi Rayakan Persib Bandung Juara BRI Liga 1