Dalam kondisi seperti ini, pelatih kepala Patrick Kluivert dikabarkan siap mengambil langkah taktis. Jika Diks dan James tak kunjung pulih, opsi memanggil pemain lain harus dilakukan.
Meski demikian, PSSI telah menegaskan bahwa penambahan pemain keturunan baru untuk bulan Juni tidak ada. Peluang naturalisasi mungkin bisa dilakukan selepas itu.
Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang PSSI untuk memperluas talent pool demi menjaga stabilitas performa tim.

“Kita harus siap dengan segala risiko yang ada,” tegas Erick. Ia mengakui bahwa Diks dan James sebenarnya telah dipersiapkan dalam rencana taktik menghadapi dua laga krusial: kontra China pada 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), dan menghadapi Jepang di Suita City Football Stadium pada 10 Juni 2025.
Namun demikian, keputusan akhir terkait keikutsertaan kedua pemain tersebut akan bergantung pada hasil pemeriksaan medis terbaru.
“Memang perlu menjadi pertimbangan untuk pemain substitusi jika kondisi keduanya tidak memungkinkan,” tambah Erick.
Situasi ini menjadi pengingat pentingnya memiliki kedalaman skuad dan kesiapan alternatif di setiap lini.
PSSI tidak hanya menatap pertandingan terdekat, tapi juga membangun fondasi kuat untuk jangka panjang, termasuk melalui proses naturalisasi yang lebih selektif dan strategis.
Dengan dinamika yang terus berkembang dan risiko cedera yang tak bisa dihindari, peluang bagi pemain keturunan untuk bergabung ke Timnas semakin terbuka.
Baca Juga: Bukan Hanya Ferarri, Asnawi Juga Bakal Ditemani 3 Pemain Familiar di ASEAN All Stars
Ini bisa menjadi momentum untuk memperkaya kualitas tim dan memperbesar peluang Indonesia lolos ke putaran berikutnya di kualifikasi Piala Dunia 2026.