Suara.com - Elkan Baggott masuk ke pusaran gelombang PHK saat pulang ke Ipswich Town. Dia terancam tak diperpanjang kontraknya yang habis bulan depan. Masa depan Elkan Baggott masih menjadi teka-teki besar jelang bergulirnya musim kompetisi 2025/2026.
Bek tengah andalan Timnas Indonesia ini belum mengumumkan kelanjutan karier profesionalnya setelah menyelesaikan masa peminjaman bersama Blackpool FC di kompetisi League One Inggris.
Musim 2024/2025 menjadi pengalaman berarti bagi Elkan Baggott, di mana ia tampil cukup konsisten di lini belakang Blackpool.
Dalam 20 pertandingan, pemain berpostur tinggi itu mencatatkan 1.441 menit bermain serta menyumbangkan satu assist.
Kontribusinya turut mengantarkan Blackpool finis di posisi kesembilan klasemen akhir.
![Misteri Klub Baru Elkan Baggott Usai Tinggalkan Blackpool Naik atau Turun Kasta. [Dok. IG Elkan Baggott]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/06/20952-elkan-baggott.jpg)
"Saya menikmati setiap menit waktu saya di Blackpool. Saya mendoakan yang terbaik untuk klub pada masa depan,” tulis Elkan Baggott via Instagram pribadinya, pekan lalu.
Meski demikian, performa solid tersebut tidak serta-merta membuat Blackpool memperpanjang masa pinjamnya.
Situasi ini memaksa Elkan untuk kembali ke klub induknya, Ipswich Town, yang saat ini berstatus sebagai tim promosi di Premier League musim depan.
Sayangnya, belum ada tanda-tanda klub tersebut ingin mempertahankan sang pemain, padahal kontraknya akan habis pada akhir Juni 2025.
Baca Juga: Meski Sudah Juara Liga 1, Persib Tetap Targetkan Kemenangan di Pertandingan
Kondisi ini menempatkan Elkan Baggott dalam posisi yang sulit.
Di satu sisi, ia membutuhkan kepastian untuk tetap menjaga ritme bermain menjelang jadwal padat internasional bersama Timnas Indonesia.
Di sisi lain, belum ada klub yang secara resmi menunjukkan ketertarikan untuk merekrutnya.

Sejak promosi ke tim utama Ipswich Town pada 2020, karier Elkan memang lebih sering diwarnai dengan masa peminjaman ke sejumlah klub kasta bawah di Inggris.
Perjalanan kariernya menjelajahi klub seperti King’s Lynn Town, Gillingham, Cheltenham Town, Bristol Rovers, hingga Blackpool mencerminkan betapa ketatnya persaingan di lini pertahanan, terutama di level Championship dan Premier League.
Saat memperkuat King’s Lynn Town, Elkan hanya tampil dalam tujuh laga.
Di Gillingham, ia memperoleh kesempatan lebih banyak dengan tampil di 19 pertandingan.
Namun saat dipinjamkan ke Cheltenham Town, ia hanya mencatatkan satu penampilan.
Situasi serupa juga terjadi di Bristol Rovers, di mana ia kembali kesulitan mendapatkan menit bermain reguler.
Ketiadaan kepastian dari Ipswich Town membuat spekulasi seputar masa depan Elkan Baggott makin santer.
Salah satu opsi realistis yang kini muncul ke permukaan adalah kemungkinan dirinya bermain di Liga 1 Indonesia musim depan.
Opsi ini bukan hal yang mustahil, terutama jika mengacu pada langkah serupa yang dipertimbangkan Nathan Tjoe-A-On, pemain Timnas Indonesia lainnya, yang kabarnya ingin hijrah ke tanah leluhurnya akibat minimnya jam terbang di Swansea City.
Menilik kebutuhan Timnas Indonesia akan pemain yang aktif bermain secara reguler, Elkan harus segera menemukan klub baru.
Absennya menit bermain di level klub bisa berdampak signifikan terhadap peluangnya dipanggil ke skuad Garuda dalam agenda internasional ke depan.
Hal ini sesuai dengan pandangan banyak pelatih, termasuk sejumlah mantan pemain top dunia, yang menilai bahwa kebugaran dan konsistensi hanya bisa terjaga lewat jam bermain yang cukup di kompetisi resmi.
Jika memutuskan untuk kembali ke Indonesia, Elkan Baggott tentu akan menjadi aset berharga bagi klub mana pun di Liga 1.
Selain kualitas bertahan yang mumpuni, ia juga membawa pengalaman bermain di atmosfer sepak bola Eropa, sesuatu yang masih langka di antara pemain belakang lokal.
Hal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi klub-klub besar Tanah Air yang ingin memperkuat barisan belakang mereka.
Terlepas dari ke mana langkahnya berlabuh, Elkan Baggott harus segera memastikan kejelasan kariernya.
Dengan usia yang masih 22 tahun, ia berada di fase penting perkembangan seorang pesepak bola profesional.
Pilihan yang diambil dalam waktu dekat akan sangat menentukan arah masa depannya, baik di level klub maupun bersama Timnas Indonesia.