
Apabila nantinya memutuskan untuk berkarier di Thailand, Shayne Pattynama tentu harus menyadari hilangnya eksposure yang bisa didapatkannya ketika bermain bersama Buriram United.
Bermain di Liga Thailand berpotensi mengurangi visibilitas Shayne di mata para pemandu bakat Eropa. Jika ambisinya adalah kembali bermain di Benua Biru, langkah menuju Thailand bisa dibilang kurang strategis.
Sebab, Shayne berpotensi mengubur harapannya untuk kembali berkarier di Eropa jika sudah bergabung dengan klub Thailand itu.
3. Kendala Budaya dan Bahasa
![Skuad Timnas Indonesia menyapa penonton usai pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Antara Indonesia melawan Jepang di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (15/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/15/42821-kualifikasi-piala-dunia-2026-timnas-indonesia-vs-jepang-shayne-pattynama.jpg)
Tantangan terbesar yang bakal dihadapi oleh bek kiri Timnas Indonesia itu tentu berkaitan dengan faktor adaptasi dalam hal bahasa dan budaya. Dua aspek ini bakal sangat terasa bagi Shayne di Thailand.
Bahasa lokal dan budaya setempat tentu akan sangat berbeda dengan di Eropa. Bedanya dengan di Indonesia, Shayne hanya menjumpainya saat agenda internasional saja.
Sedangkan ketika di Thailand, sehari-hari dia bakal berjumpa dengan kultur yang amat berbeda dengan pengalamannya sepanjang hayat di Benua Biru.
Itulah kerugian yang mungkin dialami Shayne Pattynama jika benar-benar bergabung dengan Buriram United.
Namun, keputusan pindah klub tentu tak hanya dilandasi pertimbangan teknis saja. Masih ada sejumlah faktor lain yang bisa saja menjadi pertimbangan penting bagi Shayne.
Baca Juga: Liburan di Italia, Ole Romeny Pamer Dukungan ke Emil Audero
Meski begitu, tentu tak semua hal tentang kepindahan ke Asia, terutama Liga Thailand, bernilai negatif.