“Saya tidak akan pernah melupakan kebersamaan kita, baik di dalam maupun di luar lapangan,” ia menjelaskan.
“Saya bangga bisa membela kebanggaan kota Semarang dan tim yang telah membuat nama saya dikenal di dunia sepak bola,” pungkasnya.
Belum diketahui secara pasti bagaimana masa depan pemain Timnas Timor Leste itu usai musim ini berakhir.
Akan tetapi, loyalitas dan rasa cintanya terhadap klub tampak begitu besar dari setiap pernyataan yang ia lontarkan.
Manajemen PSIS Semarang diharapkan segera melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari struktur kepelatihan, komposisi pemain, hingga strategi klub untuk menatap Liga 2 musim depan.
Target utama tentu adalah segera bangkit dan kembali promosi ke Liga 1.
Kegagalan musim ini menjadi pukulan berat bagi suporter PSIS, terutama karena klub tersebut pernah menjadi pesaing kuat di papan atas beberapa musim sebelumnya.
Kini, harapan terbesar adalah menjaga kekompakan tim, mempertahankan pemain kunci seperti Gali Freitas, dan memulai perjalanan baru dengan tekad yang lebih besar.
Manajemen PSIS sendiri belum memberi pernyataan resmi terkait masa depan skuad, termasuk apakah akan mempertahankan sebagian besar pemain asing atau melakukan perombakan besar-besaran.
Baca Juga: Cegah Insiden 2024, Pemkot Siapkan Langkah Ini di Konvoi Persib Juara
Namun satu hal yang pasti, tekanan untuk segera bangkit dan kembali ke Liga 1 akan sangat besar di musim depan.
Musim ini menjadi pelajaran pahit, tetapi juga bisa menjadi titik balik untuk PSIS Semarang membangun fondasi yang lebih kuat, baik dari segi manajemen maupun teknis, demi mengembalikan kejayaan Mahesa Jenar di kancah sepak bola nasional.