Suara.com - Meski mendapat hukuman berupa denda dari FIFA, PSSI tampaknya tak pusing untuk membayar sanksi tersebut dengan mengandalkan pemasukan dari klub dan pemain di Liga 1 2024/2025.
Tak hanya bisa untuk membayar denda ke induk sepak bola dunia itu, PSSI bahkan masih mendapat untung dari pemasukan denda yang didapat dari klub dan pemain Liga 1.
Sebagaimana diketahui, Timnas Indonesia belum lama ini mendapat hukuman dari FIFA akibat tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh suporternya.
![Maarten Paes Tak Bisa Main, Emil Audero Terancam Absen, Patrick Kluivert Bisa Apa? [Instagram Patrick Kluivert]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/14/91654-timnas-indonesia.jpg)
Tindakan diskriminatif yang dilakukan suporter Garuda tercipta di laga kontra Bahrain, di mana para suporter yang memenuhi stadion menyanyikan lagu yang menyerang para pemain lawan.
Karena nyanyian dari suporternya tersebut, FIFA menghukum Timnas Indonesia dan PSSI dengan sanksi denda sebesar Rp400 juta.
Tak hanya sanksi berupa denda, FIFA juga memberikan hukuman tambahan, yakni mengurangi jumlah penonton Timnas Indonesia di SUGBK sebesar 15 persen saat menjamu China (5/6).
Meski mendapat sanksi denda hampir menyentuh angka setengah miliar, PSSI tampaknya tak akan pusing untuk membayarnya.
Pasalnya, PSSI memiliki pemasukan dari denda yang diberikan ke klub dan pemain Liga 1 berdasarkan hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis).

Denda dari Komdis PSSI Lebih Besar dari FIFA
Baca Juga: Mees Hilgers Ungkap Ada Perbedaan Suporter Belanda dan Indonesia, Apa Itu?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, denda dari FIFA karena tindakan diskriminatif suporter Timnas Indonesia di laga kontra Bahrain berada di angka Rp400 juta.
Nyatanya, denda tersebut masih kalah dari denda Komdis PSSI ke klub dan pemain Liga 1 2024/2025, setidaknya untuk satu kali sidang saja.
Tercatat pada hasil sidang Komdis PSSI 8 Mei 2025 kemarin, tercatat total denda yang dibebankan ke klub dan pemain Liga 1 mencapai angka Rp410 juta dengan rincian:

1. PSS Sleman: Rp200 juta
2. Arema FC: Rp50 juta
3. Persija Jakarta: Rp25 juta
4. Persebaya Surabaya: Rp25 juta
5. PSM Makassar: Rp25 juta
6. Dewa United Rp25 juta
7. Ciro Alves: Rp10 juta
8. Yuran Fernandes: Rp25 juta
9. Panpel Persik Kediri: Rp25 juta
Jika ditotal, denda pada hasil sidang Komdis PSSI 8 Mei 2025 itu mencapai angka Rp410 juta, atau Rp10 juta lebih banyak dari denda yang diberikan FIFA ke Timnas Indonesia.

Nilai denda dari sidang Komdis PSSI itu masih bisa bertambah, mengingat banyaknya denda yang diberikan ke klub, pemain, dan panpel sepanjang gelaran Liga 1 2024/2025.
Terlepas dari perbandingan nilai denda itu, PSSI telah merespons hukuman dari FIFA terkait tindakan diskriminatif suporter itu.
“FIFA juga meminta kepada PSSI untuk bikin rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga.
"Jadi tidak boleh ada ujaran kebencian, rasisme, xenophobia dan lain-lainnya. Ini pembelajaran bagi kita semua, jelas merugikan kita semua, tapi kita harus tanggung bersama-sama.”
“Jadi ke depan kita harus mulai melakukan langkah-langkah literasi dan pendidikan-pendidikan suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi," tukasnya.
(Felix Indra Jaya)