Dilatih 6 Pelatih Top
Stefano Lilipaly merupakan salah satu produk dari program naturalisasi PSSI pada era 2010 an. Dengan darah Indonesia yang dimilikinya.
Pada 2011 lalu, Stefano Lilipaly memutuskan berganti kewarganegaraan ke Indonesia agar bisa membela skuad Garuda di kancah internasional.
Meski resmi menjadi WNI pada 2011, pemain yang akrab disapa Fano itu baru melakoni debutnya bersama Timnas Indonesia pada 2013 di bawah arahan Jacksen F Tiago.
Setelah melakoni debutnya, Fano sempat diabaikan dan tak dilirik Timnas Indonesia era Alfred Riedl pada (2013-2014 dan 2016), Benny Dollo (2015) dan Pieter Huistra (2015).
![Kapten Borneo FC, Stefano Lilipaly saat memimpin timnya menghadapi Lion City Sailors dalam laga perdana ASEAN Club Championship (ACC) 2024/25 di Stadion Batakan, Balikpapan, Kamis (22/8/2024) malam WIB. [Dok. IG/Borneo FC]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/23/92288-kapten-borneo-fc-stefano-lilipaly-saat-memimpin-timnya-menghadapi-lion-city-sailors.jpg)
Menjelang akhir 2016 atau akhir masa bakti Alfred Riedl, Fano kembali dipanggil ke Timnas Indonesia dan menjadikan pelatih asal Austria itu sebagai pelatih keduanya di tim Garuda.
Selepas Alfred Riedl hengkang, Fano merasakan pelatih ketiganya di Timnas Indonesia, yakni Luis Milla, yang menjabat sejak 2017-2018.
Di era Luis Milla, Fano menjadi andalan. Tak hanya bersama tim senior, namun juga bersama Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018.
Fano pun terus menjadi andalan Timnas Indonesia selepas Luis Milla, yakni di era Bima Sakti Tukiman dan juga Simon McMenemy.
Baca Juga: Alih-alih ke Eropa, Ramadhan Sananta Malah Gabung Klub Brunei Darussalam
Namun selepas Simon McMenemy, Fano tak lagi dilirik ke Timnas Indonesia yang ditukangi Shin Tae-yong, seiring adanya kebijakan potong generasi.