Suara.com - Piala Presiden 2025 dipastikan bakal menciptakan tonggak sejarah baru dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak digelar, turnamen pramusim ini akan melibatkan klub dari luar negeri. Mulai dari Liga Thailand hingga Liga Inggris.
Langkah revolusioner ini disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang menegaskan bahwa dua tim asing—masing-masing dari Inggris dan Thailand—akan diundang untuk berpartisipasi.
Pengumuman ini disampaikan tak lama sebelum Erick Thohir menyerahkan trofi juara BRI Liga 1 2024/2025 kepada Persib Bandung.

Sejak saat itu, antusiasme pencinta sepak bola nasional langsung meningkat.
Banyak pihak bertanya-tanya mengenai siapa saja klub yang akan terlibat dalam turnamen prestisius tersebut.
Dari Inggris, nama Oxford United muncul sebagai kandidat paling kuat.
Klub ini baru saja mencetak prestasi dengan promosi ke divisi Championship, kasta kedua sepak bola Inggris, pada musim 2023/2024.
Selain performa di lapangan, klub ini juga memiliki keterkaitan yang erat dengan Indonesia.
Sebagian saham Oxford United diketahui dimiliki oleh Erick Thohir.
Baca Juga: Elkan Baggot: Belum Waktunya Kembali ke Timnas Indonesia
![Pemain keturunan Indonesia, Ole Romeny mencetak gol untuk Oxford United. [Dok. IG/@/oleromeny]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/03/76201-pemain-keturunan-indonesia-ole-romeny-mencetak-gol-untuk-oxford-united.jpg)
Hubungan emosional itu semakin kuat karena dua pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan dan Ole Romeny, kini memperkuat skuad klub tersebut.
Jika Oxford United benar-benar ikut serta di Piala Presiden 2025, maka turnamen ini bisa menjadi ajang promosi sekaligus momen emosional yang dinantikan penggemar sepak bola tanah air.
Marselino dan Romeny berpotensi tampil di depan publik Indonesia, memberikan kesempatan kepada para pendukung untuk menyaksikan langsung aksi bintang muda Indonesia yang berkarier di Eropa.
Sementara itu, dari kawasan Asia Tenggara, tiga klub asal Thailand masuk dalam radar undangan.
Salah satu yang paling disorot adalah Port FC. Klub ini kini tengah naik daun, terlebih karena diperkuat Asnawi Mangkualam, pemain andalan Timnas Indonesia.
Tak hanya itu, Port FC juga dimiliki oleh Madam Pang, tokoh penting sepak bola Thailand yang menjabat sebagai Ketua Umum FAT (Football Association of Thailand).

Posisi Madam Pang yang setara dengan Erick Thohir di Indonesia menciptakan peluang besar untuk membangun kolaborasi regional dalam bentuk diplomasi sepak bola ASEAN.
Selain Port FC, nama Bangkok United juga turut disebut-sebut.
Klub ini dikenal sebagai salah satu tim paling konsisten di Liga Thailand dan dinilai mampu menyajikan tantangan serius bagi kontestan lokal di Piala Presiden 2025.
Dengan kualitas tim yang kompetitif, Bangkok United bisa menambah daya tarik tersendiri dalam turnamen ini.
Buriram United menjadi opsi ketiga.

Klub besar Thailand ini tak asing bagi penggemar sepak bola Indonesia, terutama karena diperkuat oleh Shayne Pattynama, pemain naturalisasi Timnas Garuda.
Meskipun tak memiliki koneksi langsung ke federasi sepak bola Indonesia, pengalaman dan reputasi internasional Buriram United tetap menjadikannya kandidat yang patut diperhitungkan.
Dengan kehadiran tim-tim luar negeri, Piala Presiden 2025 tidak lagi hanya menjadi ajang pemanasan bagi klub-klub lokal, melainkan juga menjadi panggung diplomasi sepak bola global.
Turnamen ini berpotensi mempererat hubungan antarfederasi serta membuka peluang kolaborasi antarnegara dalam pengembangan talenta, promosi olahraga, dan peningkatan kualitas kompetisi.
Tak hanya itu, kehadiran klub asing juga akan memberikan atmosfir yang berbeda dalam dinamika pertandingan.
Klub lokal akan diuji dengan gaya permainan berbeda, sementara penonton Indonesia akan disuguhkan pertarungan level internasional secara langsung di stadion.
Ajang Piala Presiden 2025 diharapkan bukan sekadar turnamen pemanasan, melainkan momentum membangun jejaring global sepak bola Indonesia.
Keterlibatan klub dari Inggris dan Thailand menjadi sinyal positif bahwa sepak bola nasional mulai dilirik di mata internasional.
Kontributor : Imadudin Robani Adam