Suara.com - Pelatih berlisensi UEFA A, Timo Scheunemann, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap peningkatan kualitas sepak bola putri usia dini di Yogyakarta.
Menurutnya, melalui ajang MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025, mulai terlihat bibit unggul yang berpotensi besar menopang regenerasi Timnas Indonesia di masa depan.
"Turnamen MilkLife Soccer Challenge dapat menjadi media munculnya talenta-talenta pesepak bola putri di usia dini untuk supply pemain di KU 14," ucap Timo Scheunemann dalam keterangan tertulis.
"Ini peluang besar dan perlu dukungan besar untuk mengambil kans tersebut, perlu regenerasi juga sehingga ke depan timnas Indonesia jauh lebih bagus."
Timo menilai Yogyakarta telah menjadi salah satu wilayah yang menunjukkan progres signifikan dalam pembinaan sepak bola putri sejak usia dini.
Hal ini terlihat dari tingginya partisipasi dan semangat bertanding para pemain muda dalam ajang yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife tersebut.
Ajang MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025 ditutup dengan pertandingan final yang berlangsung penuh determinasi dan kualitas permainan yang meningkat.
Di sektor KU 12, SD Kanisius Duwet berhasil menaklukkan MIS Al Islamiyah Grojogan dengan skor tipis 1-0 dalam duel yang berlangsung sengit sejak peluit pertama.
![Raut bahagia saat tim KU 10 SDN Ungaran 1 berhasil menang di laga final MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025. Ini merupakan epic comeback, setelah pada seri pertama menjadi juara, sedangkan pada seri kedua hanya menempati posisi semifinal.[Dok. Milklife Soccer Challenge]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/23/43813-sepak-bola-putri.jpg)
Regina Mikaela Lintang Putri menjadi penentu kemenangan lewat gol indah dari skema sepak pojok di akhir babak pertama.
Baca Juga: Juara Ketiga Piala AFF, Bukti Timnas Putri Indonesia U-19 Tabrak Hukum Alam
Aksinya mengantarkan timnya meraih gelar juara sekaligus menyabet gelar Best Player KU 12.
"Kami sangat gembira walaupun pertandingan final cukup melelahkan karena lawannya cukup berat. Ini kemenangan pertama untuk tim kami," ucap Regina.
"Saat pertandingan sebenarnya teman-teman sedikit takut tapi kami terus semangat melawan dan berhasil mempertahankan keunggulan skor. Terima kasih atas kerjasamanya teman-teman."
Pelatih SD Kanisius Duwet, Laurensius Yulian Novena Aji, menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras tim yang sebelumnya tersingkir lebih awal pada edisi tahun lalu.
"Kami tidak menyangka bisa masuk babak final dan juara. Saya selalu menanamkan kepada tim untuk melawan egomu, lawan rasa malasmu, fokus ke bola dan ternyata para pemain bisa memberikan hasil yang optimal saat bertanding," katanya.
Di kategori KU 10, SDN Ungaran 1 tampil luar biasa dengan kemenangan telak 4-0 atas SDN Imogiri 3.
Natasha Tiolyne Hutapea mencetak hattrick di babak pertama, dua di antaranya hasil kolaborasi apik bersama Rr. Nayarra Aurelia Irawan dan Naomi Almira Reyza. Satu gol lainnya berasal dari penalti.
"Terimakasih teman-teman yang sudah berjuang dengan semangat dan tidak menyerah sampai menang. Berkat doa orang tua juga aku #BeraniCetakGol dan makin suka main sepak bola," ucap Natasha, yang mencatat total 27 gol sepanjang turnamen dan keluar sebagai Top Scorer sekaligus Best Player KU 10.
Gol keempat tim SDN Ungaran 1 dicetak oleh Nayarra setelah menyambar sepak pojok Gabriella Zeta Tampubolon di babak kedua.
Pelatih Dalmaji menyebut keberhasilan ini buah latihan rutin tiga kali seminggu yang dilakukan tim sejak akhir 2024.
Tahun ini, 1.315 siswi dari 70 sekolah dasar dan madrasah ikut ambil bagian, meningkat drastis dibanding seri pertama Juli 2024 yang hanya diikuti 452 siswi dari 24 sekolah.
Data ini menjadi bukti meningkatnya minat dan keseriusan anak-anak putri Yogyakarta terhadap olahraga sepak bola.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyebut kompetisi seperti ini sangat penting dalam menciptakan ekosistem pembinaan atlet putri sejak dini.
"Kami sangat mengapresiasi dan berterimakasih karena pada kesempatan ini sudah kesekian kalinya menyelenggarakan turnamen sepak bola putri KU 10 dan KU 12. Ini bagian dari pembinaan atlet sepak bola putri yang saat ini masih jarang di Indonesia..."
Selain turnamen 7v7 di KU 10 dan 12, ajang Festival SenengSoccer turut digelar untuk peserta KU 8 (usia 6-8 tahun) dengan pendekatan permainan individu.
Para peserta mengikuti berbagai rintangan yang dirancang untuk melatih kelincahan, kecepatan, dan teknik dasar secara menyenangkan.
“Festival SenengSoccer merupakan stimulus untuk menumbuhkan minat para putri menggeluti sepak bola dari usia yang lebih dini… Harapannya makin banyak siswi yang akan berpartisipasi,” ujar Coach Timo, yang telah memegang lisensi UEFA A sejak 2007.
Untuk memperkuat sistem pembinaan jangka panjang, Djarum Foundation mengumumkan bahwa pelaksanaan MilkLife Soccer Challenge 2025–2026 akan diselaraskan dengan kalender akademik, menyasar 10 kota di Indonesia mulai akhir Juli mendatang.
“Setelah kami melakukan evaluasi, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge akan lebih tepat jika mengikuti kalender akademik, karena perkembangan para atlet belia bisa semakin terstruktur sesuai jenjang usianya,” tutur Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation.
Pemenang MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025
KU 10
- Juara: SDN Ungaran 1
- Runner-up: SDN 3 Imogiri
- Top Scorer & Best Player: Natasha Tiolyne Hutapea – 27 gol
- Best Goalkeeper: Delona Sabita Putri
- Fairplay Team: SDN Kalasan 1
KU 12
- Juara: SD Kanisius Duwet
- Runner-up: MIS Al Islamiyah Grojogan
- Best Player: Regina Mikaela Lintang Putri
Top Scorer:
- Ayla Dva Khala Ahisma – SDN Nanggulan
- Zahra Izzati Naila Alkhalliqi – SDN Pujokusuman 1
Best Goalkeeper:
- Vangellica Lupynar Dewiantoro
Fairplay Team:
- SDN Glagah