6 Klub Indonesia Terkena Sanksi Larangan Transfer dari FIFA, PSM Makassar Paling Parah

Irwan Febri Suara.Com
Rabu, 02 Juli 2025 | 14:55 WIB
6 Klub Indonesia Terkena Sanksi Larangan Transfer dari FIFA, PSM Makassar Paling Parah
Selebrasi PSM Makassar saat mengalahkan Persija Jakarta. (Dok. PSM)

6. PSM Makassar

Sejumlah pesepak bola PSM Makassar melakukan sesi latihan di Stadion Kalegowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (25/7/2022) [Suara.com/ANTARA]
Sejumlah pesepak bola PSM Makassar melakukan sesi latihan di Stadion Kalegowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (25/7/2022) [Suara.com/ANTARA]

PSM Makassar menjadi klub Indonesia yang terkena sanksi paling parah. Pasalnya, dalam daftar tersebut, nama PSM muncul tiga kali. Masing-masing sanksi tersebut memaksa Juku Eja terkena tiga periode kali tiga jumlah larangan mendaftarkan pemain.

Itulah deretan klub asal Indonesia yang saat ini tengah menjalani sanksi FIFA berupa larangan mendaftarkan pemain baru alias FIFA Registration Ban. Hukuman ini tentu menjadi tamparan keras, mengingat klub-klub tersebut tengah berkompetisi atau pernah tampil di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Sanksi ini tak hanya merugikan klub dari sisi prestasi, tetapi juga mencoreng nama baik persepakbolaan Indonesia di mata dunia internasional. Apalagi, beberapa di antaranya dimiliki atau diasosiasikan dengan pejabat tinggi PSSI, yang seharusnya menjadi contoh dalam tata kelola klub profesional.

Situasi ini menunjukkan bahwa masih ada masalah mendasar dalam manajemen klub, terutama dalam hal penyelesaian kewajiban terhadap pemain dan staf.

Kegagalan membayar gaji, menyelesaikan kontrak secara profesional, hingga enggan menyelesaikan sengketa secara adil, menjadi pemicu utama keluarnya sanksi dari FIFA.

Jika tidak segera diselesaikan, klub-klub ini berisiko mengalami penurunan performa, ditinggal sponsor, bahkan bisa terdegradasi atau kolaps secara finansial. Di sisi lain, federasi juga perlu bertindak tegas dan cepat dalam membina serta mengawasi klub-klub anggotanya agar mematuhi regulasi dan menjaga integritas sepak bola nasional.

Dengan sorotan tajam dari publik dan media, diharapkan para pengelola klub bisa segera menyelesaikan persoalan yang ada. Sebab, membangun citra positif sepak bola Indonesia tidak cukup hanya di lapangan, tetapi juga melalui tata kelola profesional yang menjunjung tinggi hak-hak para pekerja sepak bola.

Kontributor: Muh Faiz Alfarizie

Baca Juga: 3 Klub BRI Liga 1 yang Jor-joran Belanja Jelang Musim Baru, Persib Bandung Ugal-ugalan

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI