Suara.com - Menjelang babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan sinyal waspada kepada pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert.
Erick menyebut bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan besar di ronde ini, terutama karena laga akan digelar di negara yang menjadi tuan rumah, yaitu Arab Saudi dan Qatar.
“Kami berusaha (raih hasil maksimal). Kita bermain di Arab Saudi dan Qatar (tuan rumah putaran keempat). Statement saya, pasti tuan rumah menguntungkan,” ujar Erick kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Pernyataan Erick itu menjadi peringatan awal bagi Kluivert bahwa keuntungan kandang yang dimiliki lawan-lawan Garuda bisa menjadi faktor pembeda di ronde krusial ini.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah resmi untuk babak keempat kualifikasi.
Keputusan ini sempat menimbulkan kontroversi dari sejumlah negara peserta, namun Erick menekankan pentingnya menghormati keputusan AFC dan fokus memperkuat persiapan timnas.
Dalam situasi seperti ini, pengalaman dan kesiapan tim menjadi kunci utama.
PSSI sendiri telah merancang uji coba internasional melawan Kuwait dan Lebanon pada September 2025 untuk mematangkan strategi timnas.
Pertandingan melawan dua tim kuat Asia Barat ini menjadi panggung penting bagi Patrick Kluivert.
Baca Juga: Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
Pelatih anyar timnas ini akan diuji dalam meramu formasi dan membangun chemistry pemain, sebelum memasuki fase kompetisi yang lebih ketat pada Oktober mendatang.
Lebih dari sekadar persiapan teknis, laga ini menjadi indikator sejauh mana adaptasi Kluivert dengan karakter pemain Indonesia dan tantangan atmosfer pertandingan di kawasan Timur Tengah.
Erick Thohir menegaskan bahwa perjalanan menuju Piala Dunia 2026 masih panjang. Ia menyebut ada beberapa jalur yang bisa ditempuh Garuda, termasuk babak kelima dan play-off internasional.
“Babak menuju Piala Dunia itu ada putaran keempat, kelima, dan play-off seterusnya. Kita pernah menjalani hal serupa waktu play-off ke Olimpiade melawan Guinea di Prancis. Yang penting kita jangan jadi bangsa yang menyerah sebelum berjuang. Untuk itu, persiapannya harus baik,” tegas Erick.
Pesan ini menjadi sinyal bahwa hasil di ronde keempat bukan satu-satunya parameter sukses, namun mental dan proses menuju target besar tetap jadi prioritas.
Wacana pergantian pelatih jika target tak tercapai pun ikut mengemuka. Namun Erick menegaskan bahwa PSSI tidak akan tergesa-gesa mengambil keputusan.
Ia mengingatkan bahwa membangun fondasi sepak bola nasional membutuhkan proses panjang dan kesabaran.
“Semua usaha. Coach Mochi (Satoru Mochizuki) berusaha dengan timnas putri. Kita mempersiapkan pemain muda dan diaspora di U-19 dan U-23. Semua perlu waktu,” kata Erick.
PSSI memberikan kontrak dua tahun kepada Patrick Kluivert, dengan pendekatan serupa seperti yang pernah diterapkan kepada Shin Tae-yong yang diberi kesempatan hingga lima tahun menangani timnas.
“Coach Patrick ada kontrak dua tahun. Ya, kita tunggu. Coach Mochi juga dua tahun. Semua tidak usah kesusu (terburu-buru),” ujar Erick menambahkan.
Selain strategi dan waktu, Erick menilai bahwa dukungan publik akan menjadi amunisi tambahan dalam menghadapi tekanan di level internasional.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap mendukung perjuangan timnas, meski hasil belum langsung memuaskan.