Rahmad Darmawan Kritik PSSI Usai Liga Indonesia All Star Dibantai Oxford United

Senin, 07 Juli 2025 | 07:03 WIB
Rahmad Darmawan Kritik PSSI Usai Liga Indonesia All Star Dibantai Oxford United
Rahmad Darmawan kritik PSSI dalam kelola pemain muda usai Liga Indonesia All Star dibantai Oxford United. (IG Piala Presiden)

Suara.com - Rahmad Darmawan kritik PSSI dalam kelola pemain muda usai Liga Indonesia All Star dibantai Oxford United. Kekalahan Liga Indonesia All Star dari Oxford dalam ajang Piala Presiden 2025 menyisakan catatan penting bagi perjalanan sepak bola nasional.

Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (6/7) malam, tim gabungan pemain terbaik Liga 1 Indonesia harus mengakui keunggulan tamunya dengan skor mencolok 3-6. Laga yang berlangsung seru ini disaksikan langsung oleh 41.026 penonton yang memadati stadion.

Sejak awal pertandingan, Oxford langsung memperlihatkan kualitas permainan yang berbeda level. Klub asal Inggris itu tampil dengan tempo tinggi, memanfaatkan tekanan di berbagai lini, mulai dari depan hingga belakang.

Rahmad Darmawan kritik PSSI dalam kelola pemain muda usai Liga Indonesia All Star dibantai Oxford United. (IG Piala Presiden)
Rahmad Darmawan kritik PSSI dalam kelola pemain muda usai Liga Indonesia All Star dibantai Oxford United. (IG Piala Presiden)

Sementara itu, tim Indonesia All Star terlihat kesulitan menghadapi intensitas permainan lawan. Barulah di babak kedua, para pemain Indonesia perlahan mampu menyesuaikan diri, meskipun tetap tidak mampu membendung keunggulan Oxford.

Pelatih Rahmad Darmawan menyoroti bahwa aspek intensitas permainan dan statistik seperti akurasi operan dan tekanan di berbagai zona menjadi pembeda utama antara tim Indonesia dengan Oxford.

Ia melihat masih ada jarak kualitas yang cukup lebar, terutama dalam hal kesiapan fisik dan mental bertanding di level internasional.

Rahmad pun menekankan pentingnya pembinaan pemain muda secara berkelanjutan agar Indonesia tidak hanya mengandalkan pemain siap pakai, tetapi membangun kekuatan sejak usia dini.

"Kalau kita bicara mengenai intensitas permainan, lihat statistik passing, pressure terhadap lawan di zona depan tengah belakang. Tentu ya memang sekali lagi, kita harus memproduksi pemain muda. Sebelum naik ke level satu sudah penuh isinya," kata RD usai laga, Minggu (7/7/2025).

Dalam pandangan Rahmad, pembangunan sepak bola Indonesia bukan hanya soal membentuk tim senior yang kompetitif, melainkan juga membangun sistem berjenjang yang kuat.

Baca Juga: Selamat Datang! Elkan Baggott Kembali Jelang Ronde 4

Menurutnya, saat ini Indonesia sudah memulai proses akselerasi, baik dalam peningkatan kualitas pelatih, pembangunan kompetisi di tingkat usia muda, maupun pengembangan infrastruktur pendukung.

Namun ia mengingatkan, semua proses ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi agar hasilnya bisa terlihat dalam jangka panjang.

Rahmad juga menyampaikan optimisme bahwa jika pembinaan dijalankan dengan baik, suatu hari nanti Indonesia bisa bersaing di level yang sama, bahkan mungkin melampaui tim-tim kuat seperti Oxford.

Namun untuk mencapai itu, semua pihak di sepak bola nasional harus bekerja sama secara sinergis, mulai dari PSSI sebagai federasi, klub-klub profesional, akademi sepak bola, hingga komunitas sepak bola akar rumput.

Kekalahan dari Oxford secara otomatis memperkecil peluang Liga Indonesia All Star untuk melaju ke babak final Piala Presiden 2025.

Sebaliknya, Oxford kini berada di jalur yang tepat untuk melangkah ke partai puncak turnamen prestisius tersebut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI