Suara.com - Pelatih Oxford United Gary Rowett ingin memantau permainan Marselino Ferdinan selama pra musim sebelum mengambil keputusan apakah bakal mempertahankan atau meminjamkan sang pemain.
Oleh karena itu, Marselino yang merupakan pemain andalan Timnas Indonesia wajib menunjukkan kualitasnya selama laga pra musim demi mendapat kepercayaan sang juru formasi.
Sejak didatangkan oleh Oxford United, Marselino Ferdinan memang kalah bersaing dengan pemain lain. Alhasil, menit tampil eks Persebaya Surabaya itu sedikit sekali.
Di musim lalu, pemuda berusia 20 tahun itu hanya tampil dua kali bersama tim utama. Itu pun sebagai pemain pengganti.
Gary Rowett menjelaskan Marselino Ferdinan butuh kesempatan buat menunjukkan kualitasnya. Oleh sebab itu, di pramusim ini ia akan melihat sejauh mana dia bisa membuktikan diri.
Saat ini Oxford United sedang melakoni pra musim Piala Presiden 2025 di Indonesia. Belum ada aksi menarik yang ditunjukkan oleh Marselino sampai dengan saat ini.
"Saya pikir setiap pemain muda perlu waktu bermain untuk berkembang," kata sang pelatih beberapa waktu lalu.
"Mari kita beri dia (Marselino) kesempatan untuk bermain dalam pertandingan-pertandingan di pramusim," jelasnya.
Lebih lanjut, jika penampilan Marselino tidak memuaskan selama pra musim, ia tidak segan mencoretnya dari Oxford United.
Baca Juga: Bojan Hodak Geram Persib Gagal Menang Gegara Kesalahan di Menit Akhir
Bukan tanpa sebab, ia ingin Marselino Ferdinan mendapat banyak menit bermain di tim lain, sehingga memilih buat dipinjamkan saja.
"Jika kami merasa dia tidak akan berkembang dengan baik di sini, kami akan meminjamkannya agar bisa mendapatkan lebih banyak waktu bermain, karena kami tahu dia adalah pemain berbakat," tutupnya.
Situasi yang dihadapi Marselino Ferdinan saat ini mencerminkan tantangan umum yang kerap dialami oleh pemain muda Asia yang berkarier di Eropa.
Adaptasi terhadap intensitas permainan, taktik, serta persaingan ketat di level klub menjadi faktor yang sering membatasi kesempatan tampil secara reguler.
Marselino datang ke Oxford United dengan ekspektasi tinggi sebagai salah satu talenta muda terbaik dari Asia Tenggara.
Namun, kompetisi di Liga Inggris, meskipun hanya di kasta ketiga seperti League One, tetap menuntut konsistensi dan kematangan yang belum sepenuhnya dimiliki pemain seusianya.
Minimnya menit bermain musim lalu menjadi bukti bahwa proses transisi tidak berjalan mulus.
Oleh karena itu, masa pramusim menjadi periode krusial yang dapat menentukan arah karier Marselino bersama klub barunya.
Selain menjadi ajang pembuktian, pramusim juga menjadi parameter utama bagi pelatih untuk menilai kesiapan seorang pemain dalam sistem yang diusung tim.
Dalam konteks pengembangan pemain muda, kebijakan peminjaman sering kali digunakan sebagai solusi jangka menengah.
Langkah ini memungkinkan pemain mendapat jam terbang secara reguler di klub lain, sembari tetap terikat kontrak dengan tim utama.
Hal serupa juga kerap diterapkan oleh klub-klub besar Eropa terhadap pemain akademi mereka yang dinilai belum siap tampil secara konsisten di level tertinggi.
Bagi Marselino, kemungkinan peminjaman bukan semata hukuman, melainkan peluang untuk membuktikan kapasitas dirinya di lingkungan kompetitif yang berbeda.
Ini juga dapat menjadi fase penting dalam perjalanan karier profesionalnya, untuk membangun kepercayaan diri serta menyesuaikan diri dengan ritme sepak bola Inggris.
Dukungan dari pelatih, kesiapan mental, serta konsistensi selama latihan dan pertandingan menjadi faktor penentu dalam menentukan masa depannya di Oxford United.
Jika mampu memanfaatkan kesempatan yang tersedia selama pramusim, Marselino berpeluang memperpanjang masa tinggalnya bersama tim utama dan menciptakan jejak di sepak bola Eropa.